Sop Iga Sapi, Sajian Hangat yang Menyatukan Rasa dan Tradisi

Hangatnya sop iga sapi bukan cuma dari kuahnya, tapi juga dari cerita dan tradisi di balik setiap suapan.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID - Jakarta, 17 September 2025 – Aroma kuah kaldu yang gurih dan kaya rempah menyeruak dari mangkuk besar berisi potongan iga sapi yang empuk, ditaburi bawang goreng dan daun seledri.
Inilah Sop Iga Sapi – hidangan khas Indonesia yang tidak hanya menggugah selera, tetapi juga menyimpan kisah tradisi dan kehangatan keluarga di balik setiap suapannya.
Sop Iga Sapi menjadi salah satu kuliner favorit masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.
Dari warung kaki lima hingga restoran mewah, sajian ini selalu punya tempat istimewa di hati para pencinta kuliner. Apa yang membuatnya begitu istimewa?
BACA JUGA:Sup Kacang Merah : Hidangan Tradisional yang Kian Populer di Tengah Gempuran Kuliner Modern
BACA JUGA:Miso Soup : Sup Tradisional Jepang yang Mendunia dan Kaya Manfaat
Berbeda dengan sup ala Barat yang biasanya ringan, Sop Iga Sapi menyuguhkan kuah yang lebih berbobot dan penuh rasa.
Kuahnya dibuat dari rebusan iga sapi selama berjam-jam, sehingga menghasilkan kaldu yang pekat dengan rasa daging yang kuat.
Ditambah rempah-rempah seperti cengkeh, kayu manis, pala, kapulaga, dan daun salam, kuah sop ini tak hanya menghangatkan tubuh, tapi juga membangkitkan kenangan masa kecil.
“Racikan bumbu rempah menjadi kunci kelezatan Sop Iga Sapi. Proses merebus iga pun tidak bisa buru-buru, harus sabar agar dagingnya benar-benar empuk dan kaldunya maksimal,” ujar Chef Yanti, pemilik Rumah Makan Dapur Rasa di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
BACA JUGA:Sayur Asem : Kuliner Tradisional yang Selalu Jadi Favorit di Meja Makan Indonesia
BACA JUGA:Sayur Sup : Hidangan Sederhana Penuh Khasiat yang Tetap Relevan Sepanjang Zaman
Bagi sebagian orang, Sop Iga Sapi bukan sekadar makanan – melainkan simbol dari kebersamaan dan kenyamanan.
Di banyak keluarga Indonesia, sop iga menjadi menu wajib di meja makan saat berkumpul, terutama saat cuaca dingin atau saat ada perayaan khusus.
“Saya ingat waktu kecil, setiap Idul Adha, ibu selalu masak Sop Iga. Aromanya memenuhi rumah.
Rasanya bukan cuma enak, tapi juga penuh cinta,” kenang Anita Prameswari, seorang pegawai swasta yang mengaku selalu menyempatkan memasak sop iga di akhir pekan untuk keluarganya.
BACA JUGA:Soto Ayam, Semangkuk Hangat Tradisi yang Tak Lekang oleh Zaman
BACA JUGA:Galbi Jjim : Hidangan Mewah Korea yang Mendunia dan Menggugah Selera
Fenomena ini menunjukkan bahwa makanan tidak hanya berfungsi untuk mengenyangkan perut, tetapi juga sebagai media untuk mempererat hubungan emosional antaranggota keluarga.
Meski berakar kuat pada tradisi, Sop Iga Sapi juga mengalami berbagai inovasi seiring berkembangnya tren kuliner.
Kini, banyak restoran menyajikan sop iga dengan variasi unik seperti Sop Iga Bakar, Sop Iga Pedas, hingga Sop Iga dengan tambahan keju mozzarella.
Salah satu yang sedang naik daun adalah “Sop Iga Sapi Asap” yang dipopulerkan oleh restoran modern di Jakarta. Proses pengasapan membuat rasa iga semakin khas dan aroma kuah semakin menggoda.
“Kami ingin menghadirkan cita rasa klasik dengan sentuhan modern. Teknik slow-smoked yang kami pakai menambah dimensi rasa baru, tapi tetap mempertahankan unsur tradisional,” kata Chef Dimas, kepala koki di Restoran Asap & Rempah, Senopati.
Tak hanya di kota besar, variasi ini juga mulai merambah kota-kota kecil dan bahkan merambah menu katering, hotel, dan acara pernikahan.
Meski berbahan dasar iga sapi – yang notabene memiliki harga cukup tinggi – Sop Iga Sapi tetap populer karena fleksibilitas penyajiannya.
Di warung sederhana, satu porsi bisa dibanderol mulai dari Rp35.000 hingga Rp50.000. Sementara di restoran premium, harga bisa mencapai Rp100.000 ke atas per porsi, tergantung kualitas daging dan pelayanan.
Hal ini mencerminkan bahwa Sop Iga Sapi telah menjadi makanan lintas kelas sosial. Ia bisa dinikmati oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang.
Dalam era globalisasi dan serbuan makanan cepat saji, eksistensi Sop Iga Sapi menjadi penting sebagai bagian dari upaya pelestarian kuliner Nusantara.
Banyak komunitas pecinta kuliner dan institusi pendidikan memasukkan sop iga dalam materi pengenalan makanan tradisional kepada generasi muda.
“Kalau kita tidak mengenalkan makanan tradisional ke anak-anak, lama-lama mereka akan lupa.
Padahal sop iga ini luar biasa kaya akan nilai budaya dan gizi,” kata Nurul Fitri, pengajar tata boga di sebuah SMK di Bekasi.
Menurutnya, memasak Sop Iga Sapi juga bisa menjadi media pembelajaran yang menyenangkan bagi remaja untuk mengenal warisan kuliner dan pentingnya makanan sehat yang dimasak sendiri.
Sop Iga Sapi adalah cerminan dari kekayaan rasa, nilai budaya, dan kehangatan sosial masyarakat Indonesia. Ia bukan hanya menyenangkan lidah, tetapi juga menghangatkan hati.
Dari dapur rumah hingga restoran berbintang, sop iga terus menjadi ikon kuliner yang dicintai lintas generasi.
Dengan perpaduan rasa gurih, tekstur daging yang lembut, serta kuah hangat yang menenangkan, Sop Iga Sapi membuktikan bahwa makanan tradisional Indonesia tidak pernah kehilangan pesonanya.
Justru, semakin berkembang dan menemukan tempat baru di tengah masyarakat modern.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: