Pemberdayaan Pelaku Usaha Daerah/UMKM/Masyarakat dalam Mendukung Program Makan Bergizi di Palembang

Pemberdayaan Pelaku Usaha Daerah/UMKM/Masyarakat dalam Mendukung Program Makan Bergizi di Palembang-Foto:dokumen palpos-
Program MBG tak difokuskan untuk investasi, jadi tidak boleh mencari keuntungan,” tambahnya.
“Saat ini kebutuhan pangan untuk program makan bergizi dapat disediakan 10% dan 90% nya masi butuh bantuan dari luar,”
BACA JUGA:Sekda Sumsel Edward Candra Sambut Hangat Kepulangan Jemaah Haji Kloter Pertama OKU Timur
BACA JUGA:Wagub Cik Ujang Harap PTBA Terus Berperan dalam Pembangunan dan Kesejahteraan Sumsel
Sementara itu, Deputi Promosi dan Kerja Sama Nyoto Suwignyo menyampaikan bahwa BGN membutuhkan dukungan stakeholder terkait seperti Pemerintah Pusat, Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi, serta media massa.
“Penerima bantuan program MBG memang fokus pada peserta didik, tetapi juga menyasar kelompok rentan lainnya seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Penerapan program di lapangan mungkin belum menyeluruh, dan pemerintah terus berupaya untuk menjangkau semua kelompok yang membutuhkan,” jelas Nyoto.
Para Investor diharapkan tidak hanya fokus kepada dapur, namun juga harus melihat peluang dalam hal bahan baku.
Selain itu, Koperasi harus menjadi ekosistem pemberdayaan ekonomi bagi pelaku usaha dalam mendukung program MBG.
Program MBG tentunya akan membutuhkan penguatan ataupun kolaborasi lintas sektor seperti lembaga atau pihak terkait di daerah yang memiliki pemahaman yang sama dan komitmen kuat dalam implementasi program MBG mengingat gizi adalah urusan bersama yang harus dibenahi.
Koordinasi antara BGN, pemerintah provinsi, dan kabupaten/kota diharapkan akan saling bersinergi demi kelancaran program MBG.
Dalam kesempatan yang sama, Dinas Pendidikan Sumsel Poniyem menyampaikan bahwa untuk kota Palembang baru ada sekitar 10,58 persen dari 1 juta siswa (belum termasuk pesantren) yang menjadi penerima manfaat dari program MBG.
Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan kedepannya penerima manfaat program MBG menjadi lebih luas dengan menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Meski begitu, BAPEDA Sumsel mencatat angka stunting di wilayahnya mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Penurunannya mencapai 4 persen dari 20 menjadi 15,55 persen. Kedepannya diharapkan angka stunting turun drastis dengan adanya program MBG.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: