Nasi Kandar : Warisan Kuliner Ikonik dari Pulau Pinang yang Menembus Batas Generasi

Nikmati kelezatan nasi kandar, warisan kuliner ikonik yang terus menggoda selera dari generasi ke generasi. -Fhoto: Istimewa-
Hidangan ini kini telah menyebar ke negara-negara lain seperti Singapura, Thailand, bahkan hingga ke Timur Tengah dan Eropa, berkat diaspora masyarakat India Muslim Malaysia.
Beberapa brand nasi kandar ternama seperti Nasi Kandar Line Clear, Deen Maju, dan Pelita Nasi Kandar kini memiliki cabang internasional.
BACA JUGA:Pulut Dakap : Citra Warisan Melayu yang Terus Melekat di Hati Rakyat
BACA JUGA:Kuih Akok : Warisan Manis Pantai Timur yang Terus Diminati Generasi Baharu
Restoran-restoran ini tidak hanya membawa cita rasa autentik, tapi juga membangkitkan rasa nostalgia bagi perantau asal Malaysia dan memperkenalkan budaya makan unik kepada masyarakat global.
Dengan makin banyaknya restoran nasi kandar bermunculan, persaingan menjadi semakin ketat.
Beberapa pemilik restoran mulai berinovasi dengan menciptakan menu baru, seperti nasi kandar keju, nasi kandar seafood, atau bahkan versi vegetarian.
Meski begitu, banyak yang berpegang teguh pada resep tradisional demi menjaga keaslian rasa.
“Pelanggan datang ke sini kerana mereka mahu rasa asli. Kita tak main-main dengan resepi turun-temurun,” ujar Encik Azhar, pemilik restoran nasi kandar di Butterworth yang telah beroperasi sejak 1978.
Namun, popularitas nasi kandar juga menimbulkan kontroversi, terutama soal harga.
Beberapa restoran dituduh menaikkan harga secara berlebihan, terutama untuk lauk-lauk seperti udang besar dan sotong.
Media sosial sempat heboh dengan unggahan pelanggan yang membayar lebih dari RM50 untuk sepiring nasi kandar.
Pihak restoran membela diri, menyatakan bahwa harga bahan mentah yang melonjak dan inflasi turut memengaruhi harga jual.
Meski begitu, bagi banyak pelanggan, rasa dan kepuasan yang didapat masih sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.
“Kalau sesekali nak nikmati nasi kandar original, bayar lebih sikit pun tak apa,” ujar Nurul Ain, seorang pengunjung dari Kuala Lumpur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: