Balai Karantina Sumsel Kawal 19 Ton Kopi Tembus Pasar Malaysia: Kualitas Ekspor Sesuai Standar Internasional

Balai Karantina Sumsel Kawal 19 Ton Kopi Tembus Pasar Malaysia: Bukti Kualitas Ekspor Sesuai Standar Internasional. foto: humas balai karantina sumsel--
PALPOS.ID - Balai Karantina Sumsel Kawal 19 Ton Kopi Tembus Pasar Malaysia: Bukti Kualitas Ekspor Sesuai Standar Internasional.
Kabar menggembirakan datang dari dunia ekspor komoditas unggulan Sumatera Selatan (Sumsel).
Sebanyak 19,8 ton kopi asal Sumsel berhasil diekspor ke Malaysia melalui Pelabuhan Boom Baru Palembang, Senin (4/8/2025), dengan nilai ekonomi yang mencapai sekitar Rp1,2 miliar.
Ekspor ini tak hanya mencerminkan tingginya permintaan pasar luar negeri terhadap kopi Sumsel, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa produk Indonesia mampu memenuhi standar internasional sanitasi dan fitosanitasi (SPS).
BACA JUGA:Balai Karantina Sumsel Fasilitasi Ekspor 32 Ton Paha Kodok ke Prancis, Perluas Akses Pasar Global
Sebelum dikirim ke Negeri Jiran, kopi yang diekspor telah melalui serangkaian tindakan pemeriksaan ketat oleh Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan (Barantin Sumsel).
Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa komoditas bebas dari organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) serta memenuhi persyaratan negara tujuan ekspor.
Kepala Karantina Sumsel, drh. Sri Endah Ekandari, M.Si., menegaskan bahwa setiap produk pertanian yang akan diekspor harus lolos uji kelayakan dan memperoleh sertifikasi kesehatan resmi.
"Kami pastikan kopi Sumsel aman, sehat, dan sesuai ketentuan teknis internasional. Ini penting untuk menjaga reputasi daerah dan memperlancar proses ekspor di pelabuhan tujuan," ujarnya.
BACA JUGA:Balai Karantina Sumsel Siap Menjadi Fasilitator untuk Perdagangan Antar Negara
Terus Meningkat Tajam
Dalam tiga tahun terakhir, volume ekspor kopi dari Sumsel menunjukkan lonjakan signifikan. Berdasarkan data internal Karantina Sumsel:
2023: 64 kilogram
2024: 19,8 ton
Januari–Juli 2025: Sudah mencapai 127 ton
Data ini menjadi sinyal positif bagi sektor perkebunan Sumsel yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: berbagai sumber