Bumi Perkemahan Prabumulih di Desa Pangkul Terbengkalai, Warga Harap Ada Revitalisasi

Bumi Perkemahan Prabumulih di Desa Pangkul Terbengkalai, Warga Harap Ada Revitalisasi

Kepala Desa Pangkul, Jakaria Yadi SH-Foto:dokumen palpos-

PRABUMULIH, PALPOS.ID – Bumi Perkemahan (Buper) Prabumulih yang terletak di Desa Pangkul, Kecamatan Cambai, Kota Prabumulih, saat ini kondisinya cukup memprihatinkan.

Kawasan yang dulunya ramai digunakan untuk kegiatan kepramukaan, perkemahan pelajar, hingga acara kemasyarakatan itu kini terbengkalai dan jarang dimanfaatkan.

Menurut keterangan Kepala Desa Pangkul, Jakaria Yadi SH, lahan yang dijadikan bumi perkemahan tersebut sejatinya merupakan hibah dari masyarakat desa.

“Bumi perkemahan itu hibah desa. Jadi sangat disayangkan kalau hanya dibiarkan begitu saja tanpa pemanfaatan,” ujarnya.

BACA JUGA:Dapat Bantuan Kemendes RI, Desa Talang Batu Rehab Pagar Kantor dan Pasang Konblok Konblok

BACA JUGA:Empat Personel Satlantas Polres Prabumulih Raih Penghargaan Bergengsi di Dikbangspes Lantas Gelombang IV

Jakaria menegaskan, semestinya kawasan tersebut bisa memberikan manfaat besar, baik secara sosial, ekonomi, maupun lingkungan.

Ia mencontohkan bahwa area bumi perkemahan bisa difungsikan sebagai hutan kota, pusat edukasi, wisata alam, hingga arena kegiatan pemuda.

Jika ditilik ke belakang, bumi perkemahan Pangkul pernah menjadi lokasi favorit bagi berbagai kegiatan.

Mulai dari kemah pramuka tingkat kota, jambore, pelatihan dasar organisasi, hingga kegiatan outdoor sekolah-sekolah di Prabumulih.

BACA JUGA:Tragis! Pelajar SMP Negeri 2 Prabumulih Tewas Tertabrak Kereta Babaranjang di Perlintasan Tanpa Palang Pintu

BACA JUGA:Walikota Prabumulih Tegaskan Pentingnya Sinergi Daerah dan Pusat dalam Penyusunan Regulasi Penanggulangan Benc

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, aktivitas tersebut berhenti. Minimnya perawatan dan kurangnya perhatian dari pemerintah membuat kawasan itu semakin sepi.

Kepala Desa Pangkul, Jakaria, menegaskan bahwa pihaknya berharap adanya perbaikan dalam pengelolaan lahan hibah ini.

Menurutnya, pengelolaan yang baik bisa menghidupkan kembali kawasan tersebut.

“Kami berharap tanah yang telah dihibahkan ini dapat kembali dimanfaatkan secara produktif dan bermanfaat bagi warga Desa Pangkul.

BACA JUGA:Torehkan Prestasi Gemilang, PEP Prabumulih Field Catat Lonjakan Produksi Minyak dan Gas Tembus 935 Persen

BACA JUGA:Gelora FC Melaju ke Final Walikota Prabumulih Cup 2025 Usai Bungkam PS Zipur 4-0

Hutan kota dan bumi perkemahan ini memiliki potensi besar, baik untuk konservasi lingkungan maupun sebagai tempat rekreasi dan edukasi bagi masyarakat, terutama anak-anak dan pemuda,” jelasnya.

Jakaria juga menambahkan, jika tidak ada perbaikan pengelolaan, maka pihaknya siap menerima pengembalian hibah tersebut.

Artinya, lahan akan menjadi aset resmi desa, sehingga pemerintah desa memiliki wewenang penuh untuk mengatur, membangun, dan mengelola kawasan sesuai kebutuhan warga.

“Sebagai pemerintah desa, kami terbuka menerima pengembalian hibah agar tanah ini bisa menjadi aset desa dan dikelola dengan lebih baik,” tegas Jakaria.

Sejumlah warga yang tinggal di sekitar lokasi menyebutkan bahwa rumput liar mulai menutupi lapangan, fasilitas tidak terurus, bahkan beberapa titik sudah rusak.

“Dulu kalau ada acara kemah, ramai sekali. Anak-anak sekolah banyak datang, ada tenda-tenda, ada kegiatan api unggun.

Sekarang sudah tidak ada lagi, sayang sekali,” kata salah seorang warga Desa Pangkul.

Warga Desa Pangkul turut menyuarakan harapan mereka.

Menurut mereka, keberadaan bumi perkemahan dan hutan kota tidak hanya penting dari sisi sejarah, tetapi juga sebagai ruang publik yang bisa menunjang kesejahteraan.

“Kami ingin agar hutan kota dan bumi perkemahan ini tidak hanya menjadi cerita masa lalu, tapi kembali menjadi ruang hidup yang produktif,” ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

Jika bumi perkemahan kembali difungsikan, banyak peluang ekonomi yang bisa tercipta.

Setiap kegiatan perkemahan biasanya melibatkan ribuan peserta, baik dari pelajar, mahasiswa, hingga komunitas.

Hal ini tentu akan berdampak positif bagi warga sekitar karena bisa membuka lapangan kerja sementara, warung makan, penyewaan perlengkapan, hingga jasa transportasi.

 

Selain itu, dengan pengelolaan yang baik, bumi perkemahan bisa dikembangkan menjadi kawasan wisata alam terpadu.

Kehadiran wisata alam ini bisa memperkaya destinasi di Kota Prabumulih yang selama ini lebih dikenal sebagai kota minyak.

Dengan adanya wisata hutan kota, masyarakat tidak hanya menikmati udara segar, tetapi juga bisa menjadikannya sebagai tempat edukasi lingkungan dan pelestarian flora-fauna lokal. (abu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: