Pisang Goreng Madu : Inovasi Camilan Tradisional yang Melejitkan UMKM Lokal

Siapa sangka, dari camilan sederhana seperti pisang goreng, lahir inovasi manis yang mampu angkat derajat UMKM lokal.-Fhoto: Istimewa-
PALPOS.ID - Pisang goreng, camilan klasik khas Indonesia, kini hadir dalam inovasi yang menggoda lidah dan sukses mencuri perhatian masyarakat luas.
Adalah "Pisang Goreng Madu" yang kini tengah naik daun, menjadi primadona jajanan di berbagai kota, dari pinggiran jalan hingga pusat perbelanjaan mewah.
Dibalik kesederhanaannya, camilan ini membuka peluang besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk berkembang di tengah persaingan industri kuliner yang kian ketat.
Pisang goreng sejatinya bukan barang baru dalam khazanah kuliner Nusantara. Namun, tren "pisang goreng madu" mulai viral sekitar tahun 2020-an, berkat sejumlah pelaku usaha kecil yang memanfaatkan media sosial untuk mempromosikan produk mereka.
BACA JUGA:Mango Sticky Rice : Hidangan Manis Thailand yang Mendunia dan Mencuri Perhatian Dunia Kuliner
BACA JUGA:Nagasari : Kelezatan Tradisional yang Menyatu dengan Budaya Nusantara
Salah satu pionirnya adalah seorang pedagang kaki lima di Depok, Jawa Barat, yang menambahkan madu ke dalam adonan dan proses penggorengan pisang, menciptakan rasa manis-karamel yang khas dan tekstur renyah di luar, lembut di dalam.
“Inspirasi awalnya cuma ingin beda dari pisang goreng biasa. Saya coba tambahkan madu, ternyata malah jadi favorit pelanggan,” ujar Ahmad Fauzi, pemilik “Pisang Goreng Madu Bang Uzi,” yang kini memiliki lima cabang di Jabodetabek.
Paduan antara rasa manis alami madu dan aroma khas pisang raja atau pisang kepok membuat jajanan ini digemari berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.
Kunci dari kelezatan pisang goreng madu terletak pada teknik menggoreng dan bahan-bahan berkualitas. Pisang yang digunakan biasanya sudah matang sempurna agar manisnya alami.
BACA JUGA:Dadar Gulung : Penganan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Makanan Modern
BACA JUGA:Ketan Susu, Camilan Tradisional yang Kembali Naik Daun di Tengah Gempuran Makanan Modern
Setelah dicelupkan ke adonan tepung yang telah dicampur madu, pisang kemudian digoreng dengan minyak panas hingga berwarna keemasan.
Hasilnya adalah pisang goreng dengan permukaan karamelisasi madu yang renyah dan menggoda.
Tak hanya menawarkan rasa, pisang goreng madu juga dianggap sebagai pilihan camilan yang lebih “sehat,” meski tetap digoreng. Kandungan madu asli dipercaya lebih baik daripada penggunaan gula rafinasi biasa.
“Sekarang banyak orang lebih peduli soal makanan yang mereka konsumsi.
BACA JUGA:Pisang Goreng Crispy Keju : Jajanan Tradisional yang Naik Kelas
BACA JUGA:Basreng Pedas : Camilan Pedas Gurih yang Kian Digandrungi Semua Kalangan
Pisang goreng madu memberi kesan tradisional tapi tetap relevan dengan gaya hidup masa kini,” ujar Rina Lestari, seorang food blogger yang kerap mengulas jajanan kaki lima.
Fenomena pisang goreng madu tak hanya berhenti pada popularitas rasa. Banyak pelaku UMKM memanfaatkan tren ini sebagai peluang usaha.
Modal yang relatif kecil, bahan baku yang mudah didapat, serta proses pembuatan yang tidak rumit membuat banyak orang tertarik membuka usaha serupa.
Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta mencatat peningkatan pengajuan izin usaha mikro di sektor makanan ringan sebanyak 27% pada tahun 2024, sebagian besar didorong oleh tren produk seperti pisang goreng madu.
“Kami melihat tren pisang goreng madu memberikan multiplier effect. Tidak hanya membuka lapangan kerja baru, tapi juga mendorong konsumsi pisang lokal dan madu produksi petani dalam negeri,” kata Dr. Sumarno, Kepala Dinas Koperasi dan UKM DKI Jakarta.
Pemerintah daerah pun mulai memberikan pelatihan dan sertifikasi kebersihan bagi pedagang jajanan kaki lima, termasuk yang menjual pisang goreng madu, agar dapat bersaing di pasar yang lebih luas.
Seiring popularitasnya, inovasi terhadap pisang goreng madu terus bermunculan. Beberapa pelaku usaha menambahkan topping seperti keju, cokelat leleh, bubuk matcha, hingga selai stroberi.
Bahkan ada pula yang mengkreasikannya menjadi “pisang goreng madu kekinian” dalam bentuk stick, bola, atau sandwich.
Salah satu inovatornya adalah “Pisang Queen,” gerai pisang goreng madu di Bandung yang menyulap camilan tradisional ini menjadi produk premium.
Mereka mengemas pisang goreng madu dengan box estetik, serta menawarkan varian rasa seperti madu kayu manis, madu lemon, dan madu jahe.
“Kami ingin bawa pisang goreng madu ke level yang bisa dinikmati di kafe maupun sebagai oleh-oleh,” ujar Natalia Andriani, pemilik Pisang Queen, yang kini juga membuka sistem kemitraan franchise.
Meski tren pisang goreng madu masih menjanjikan, pelaku usaha menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah fluktuasi harga bahan baku, terutama pisang dan madu.
Selain itu, persaingan yang semakin ketat memaksa pelaku usaha untuk terus berinovasi dan menjaga kualitas produk.
“Kalau rasanya tidak konsisten, pelanggan bisa langsung berpindah ke penjual lain. Jadi kami harus jaga standar, meski pesanan banyak,” ungkap Ahmad Fauzi.
Namun, dengan dukungan teknologi digital, pelaku UMKM kini lebih mudah memasarkan produknya melalui platform seperti TikTok Shop, Instagram, dan GoFood.
Beberapa bahkan sudah mulai menjajaki pasar ekspor ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura, di mana makanan khas Indonesia mulai digemari.
Pisang goreng madu bukan sekadar camilan biasa. Ia adalah simbol inovasi kuliner lokal yang mampu mengangkat kembali kejayaan jajanan tradisional dengan sentuhan modern.
Dengan rasa yang menggoda, potensi usaha yang menjanjikan, dan nilai budaya yang kuat, pisang goreng madu berhasil membuktikan bahwa kreativitas dalam hal kecil sekalipun bisa berdampak besar.
Masa depan camilan ini tampak cerah, selama pelaku usaha terus berinovasi dan menjaga kualitas.
Dan yang paling penting, pisang goreng madu menjadi bukti nyata bahwa warisan kuliner Indonesia bisa tetap relevan di era modern.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: