Sayur Nangka, Hidangan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Kuliner Modern

Sayur Nangka, Hidangan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Kuliner Modern

Di tengah gempuran makanan modern, sayur nangka tetap jadi primadona di meja makan Nusantara.-Fhoto: Istimewa-

Menurutnya, permintaan akan nangka muda terus meningkat, namun belum diimbangi dengan sistem pertanian yang terorganisir dengan baik.

Selain itu, proses memasak sayur nangka tergolong memakan waktu lama, terutama untuk menghasilkan rasa yang meresap sempurna.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha makanan yang ingin memproduksi dalam skala besar tanpa mengorbankan kualitas rasa.

Menariknya, permintaan akan makanan tradisional Indonesia, termasuk sayur nangka, juga datang dari luar negeri. Banyak diaspora Indonesia di Eropa dan Asia yang merindukan cita rasa kampung halaman.

Kementerian Perdagangan bahkan mulai melirik potensi ekspor makanan siap saji tradisional seperti gudeg. Beberapa merek lokal sudah mulai mengirim produk mereka ke Malaysia, Singapura, hingga Belanda.

Dengan pengemasan yang higienis dan ketahanan produk yang cukup lama, sayur nangka bisa menjadi komoditas ekspor unggulan.

Sayur nangka bukan hanya sekadar makanan, tetapi warisan budaya yang mencerminkan kekayaan rasa dan tradisi Indonesia. Di tengah tantangan modernisasi, keberadaan sayur nangka membuktikan bahwa makanan tradisional masih sangat relevan dan dicintai.

Dari dapur sederhana di desa hingga meja makan di restoran bintang lima, aroma gurih dan rempah sayur nangka terus mengikat lidah dan hati para penikmatnya.

Mungkin inilah bukti bahwa kekayaan kuliner Nusantara memang tak lekang oleh waktu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: