Sayur Nangka, Hidangan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Kuliner Modern

Sayur Nangka, Hidangan Tradisional yang Tetap Eksis di Tengah Gempuran Kuliner Modern

Di tengah gempuran makanan modern, sayur nangka tetap jadi primadona di meja makan Nusantara.-Fhoto: Istimewa-

“Sayur nangka bisa menjadi pilihan makanan sehat, apalagi jika dimasak dengan cara yang tepat dan tidak terlalu banyak santan atau garam,” ujar Dr. Lestari Wulandari, ahli gizi dari Universitas Indonesia.

“Kandungan seratnya sangat baik untuk pencernaan dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.”

BACA JUGA:Sambal Udang Petai : Sajian Pedas Menggugah Selera yang Kian Digemari Pecinta Kuliner Nusantara

BACA JUGA:Gulai Kambing : Kuliner Tradisional yang Tetap Memikat Selera Nusantara

Namun, Dr. Lestari mengingatkan bahwa penggunaan santan berlebihan bisa meningkatkan kadar kolesterol, terutama jika dikonsumsi rutin tanpa diimbangi makanan lain yang lebih ringan.

Oleh karena itu, variasi dan keseimbangan dalam menu sehari-hari tetap penting.

Meski zaman telah berubah, keberadaan sayur nangka masih cukup kuat. Di pasar tradisional hingga restoran modern, menu ini tetap bisa ditemukan dengan mudah.

Bahkan, di beberapa kafe kekinian, gudeg atau sayur nangka disajikan dalam bentuk fusion yang dikemas lebih modern, seperti dalam bentuk rice bowl atau wrap.

Salah satu pengusaha kuliner muda, Dini Anggraeni (29), berhasil membawa sayur nangka ke pasar anak muda melalui merek Nangko! yang ia dirikan di Bandung.

"Awalnya saya hanya coba-coba bikin sayur nangka ala ibu saya, tapi saya buat tampilannya lebih modern dan praktis, ternyata banyak yang suka," kata Dini.

Produk Nangko! berupa sayur nangka kemasan beku yang bisa dipanaskan dalam microwave.

Dalam setahun, Dini sudah berhasil menjual lebih dari 20 ribu paket ke berbagai kota di Indonesia. Menurutnya, rasa tradisional bisa tetap relevan jika dikemas dengan cara yang sesuai zaman.

Meskipun populer, produksi sayur nangka skala besar tidak selalu mudah. Salah satu tantangan utamanya adalah ketersediaan bahan baku, yaitu nangka muda.

Tidak semua daerah memiliki akses mudah terhadap nangka yang berkualitas.

“Saat musim hujan, nangka muda agak sulit dicari. Kalau pun ada, harganya naik cukup drastis,” ujar Suyatno, petani sekaligus pemasok nangka dari daerah Sukabumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: