Kalio Daging : Warisan Kuliner Minang yang Menggoda Selera Nusantara

Kalio Daging : Warisan Kuliner Minang yang Menggoda Selera Nusantara

Gurih, pedas, dan kaya rempah inilah kalio daging, rendang versi muda yang siap menggoda selera.-Fhoto: Istimewa-

Ini membuat kalio lebih praktis untuk disajikan sehari-hari," ujar Irwan saat diwawancarai di Padang, Jumat (10/10).

Kalio daging dibuat dengan bahan dasar daging sapi yang dimasak dalam santan bersama bumbu-bumbu tradisional seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, lengkuas, jahe, kunyit, serai, dan daun jeruk.

BACA JUGA:Sambal Udang Petai : Sajian Pedas Menggugah Selera yang Kian Digemari Pecinta Kuliner Nusantara

BACA JUGA:Gulai Kambing : Kuliner Tradisional yang Tetap Memikat Selera Nusantara

Semua bumbu ini dihaluskan dan ditumis hingga harum, kemudian dimasukkan daging dan santan untuk dimasak dengan api kecil.

Salah satu yang membedakan kalio dengan gulai adalah konsistensi kuahnya yang lebih kental, namun belum sekering rendang.

Warna kalio cenderung cokelat kemerahan dan mengilap karena minyak dari santan yang keluar selama proses memasak.

Chef Fitria Andam Dewi, seorang ahli kuliner tradisional Minangkabau, mengatakan bahwa kesabaran dan ketelitian adalah kunci dari cita rasa kalio yang autentik.

“Kalau apinya terlalu besar atau santannya kurang segar, rasa kalio bisa berubah. Harus sabar dan terus diaduk agar santannya tidak pecah,” ujar Fitria.

Rendang telah dinobatkan sebagai salah satu makanan terenak di dunia oleh CNN Travel. Namun, kalio daging juga mulai mendapatkan tempat tersendiri di hati para pencinta kuliner, terutama mereka yang ingin menikmati rasa rendang dalam versi yang lebih ringan dan berkuah.

Di berbagai rumah makan Padang, kalio sering disajikan bersama rendang sebagai pilihan menu.

Bahkan, beberapa restoran modern di Jakarta dan kota-kota besar lainnya mulai menyertakan kalio sebagai sajian utama dalam menu mereka.

Wati, pemilik Rumah Makan Sederhana di Jakarta Selatan, mengatakan bahwa penjualan kalio meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

“Banyak pelanggan yang minta kalio karena lebih empuk dan rasanya lebih segar dibanding rendang yang kering. Apalagi anak-anak, mereka lebih suka kalio,” kata Wati.

Tren kuliner lokal yang kembali naik daun memberi peluang besar bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan produk olahan kalio daging dalam bentuk beku (frozen food) maupun kemasan siap saji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: