Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kota Maumere Memenuhi Kriteria Administratif

Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kota Maumere Memenuhi Kriteria Administratif

Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kota Maumere Memenuhi Kriteria Administratif.--Dokumen Palpos.id

Sebagai ibukota Kabupaten Sikka, Maumere memiliki peran vital dalam perkembangan wilayah Flores bagian timur. 

Dikenal sebagai kota pelabuhan dan pusat aktivitas perdagangan sejak zaman kolonial, Maumere telah menjelma menjadi jantung ekonomi dan pendidikan di kawasan tersebut.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kabupaten Pahungalodu Bagian Aspirasi Warga

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kabupaten Sumba Selatan Sesuai Harapan Warga

Namun, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan kompleksitas kebutuhan pelayanan publik, muncul tuntutan untuk meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan yang lebih fokus dan terdesentralisasi. 

Pemekaran menjadi kota otonom dinilai sebagai solusi strategis.

Tokoh masyarakat, akademisi, serta pemuda daerah telah mengangkat isu ini melalui berbagai forum diskusi, seminar, dan proposal resmi kepada pemerintah pusat. 

Mereka menilai bahwa Maumere sudah saatnya mendapatkan perhatian khusus dalam bentuk status pemerintahan tersendiri agar pembangunan lebih merata dan responsif terhadap kebutuhan lokal.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Kabupaten Sumba Timur Jaya Ada Potensi Agrowisata

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan 14 Kabupaten dan Kota Baru Dianggap Sebagai Solusi

Indikator Kesiapan Calon Kota Maumere

Kesiapan Calon Kota Maumere dilihat dari beberapa indikator utama:

Populasi dan Kepadatan Penduduk

Dengan jumlah penduduk sekitar 117.000 jiwa, Maumere telah melampaui batas minimal populasi untuk menjadi sebuah kota, sesuai amanat undang-undang pemekaran wilayah.

Pusat Kegiatan Ekonomi

Maumere menjadi pusat perdagangan, jasa, dan pariwisata di Flores Timur. 

Kehadiran pelabuhan laut, pasar sentral, dan kawasan bisnis seperti Jalan Eltari dan Jalan Ahmad Yani memperkuat argumentasi ini.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Nusa Tenggara Timur: Wacana Pembentukan Provinsi Kepulauan Flores Ikon Pariwisata Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpos.disway.id