Kerak Telor : Warisan Kuliner Betawi yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Kerak Telor : Warisan Kuliner Betawi yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Kerak telor bukan sekadar jajanan ini adalah warisan budaya Betawi yang masih bertahan di tengah modernisasi.-Fhoto: Istimewa-

 

 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga tak tinggal diam. Dalam beberapa tahun terakhir, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta gencar mengadakan pelatihan pembuatan kerak telor untuk generasi muda, termasuk di sekolah-sekolah dan sanggar seni.

 

Selain itu, festival tahunan seperti Festival Kuliner Betawi, Jakarta Fair, hingga Car Free Day di Sudirman-Thamrin kerap menjadi panggung bagi para pedagang kerak telor untuk unjuk gigi.

Kehadiran food vlogger dan media sosial juga turut mendongkrak popularitas kerak telor di kalangan anak muda.

 

“Sekarang banyak anak-anak muda yang nyobain bikin kerak telor sendiri di rumah lewat video TikTok atau YouTube.

Itu positif. Artinya, kerak telor masih punya tempat di hati masyarakat, tinggal bagaimana kita kemas lebih menarik,” kata Rina Dewi, seorang content creator kuliner asal Jakarta.

 

 

Kerak telor adalah lebih dari sekadar makanan jalanan – ia adalah bagian dari identitas budaya Betawi yang kaya.

Meski dihadapkan pada tantangan zaman, keberadaan kerak telor masih mampu bertahan, bahkan beradaptasi dengan zaman modern.

 

Upaya pelestarian dari masyarakat, pemerintah, hingga pelaku industri kreatif menjadi kunci untuk menjaga agar kerak telor tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang dan dicintai lintas generasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: