Kerak Telor : Warisan Kuliner Betawi yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Kerak telor bukan sekadar jajanan ini adalah warisan budaya Betawi yang masih bertahan di tengah modernisasi.-Fhoto: Istimewa-
BACA JUGA:Ayam Goreng Lengkuas : Kuliner Tradisional yang Memikat Lidah dan Menyimpan Khasiat
BACA JUGA:Lumpia Ayam Suwir : Inovasi Cita Rasa Nusantara dalam Balutan Kulit Renyah
Kerak telor dibuat dari bahan-bahan sederhana, yaitu ketan putih, telur (bebek atau ayam), ebi (udang kering), kelapa parut sangrai, serta bumbu halus seperti bawang merah, bawang putih, cabai merah, merica, dan garam.
Proses memasaknya pun sangat khas dan menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli.
Setelah ketan putih yang sudah direndam dimasukkan ke dalam wajan cekung kecil, pedagang akan menambahkan telur dan ebi, lalu mengaduk semuanya hingga tercampur rata. Kemudian, kelapa parut sangrai ditaburkan di atasnya.
Yang menarik, pada tahap akhir, wajan dibalik di atas bara api agar bagian bawah kerak telor menjadi garing dan sedikit gosong. Aroma harum dari kelapa sangrai yang tersentuh bara menjadi ciri khas utama sajian ini.
BACA JUGA:Martabak Telur : Cita Rasa Legendaris yang Tak Pernah Pudar
BACA JUGA:Sensasi Pedas Gurih dalam Seporsi Kepiting Saus Cili yang Menggoda Selera
Menurut Faisal Amri, seorang budayawan Betawi dan pegiat kuliner tradisional, kerak telor bukan sekadar makanan. “Kerak telor itu punya nilai simbolis.
Ini bukan cuma soal rasa, tapi tentang bagaimana orang Betawi hidup dan menghargai kesederhanaan, tapi tetap punya karakter kuat,” ungkapnya saat diwawancarai dalam Festival Kuliner Nusantara 2025 di Taman Mini Indonesia Indah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: