Seperti halnya penyakit lain yang disebabkan oleh virus, penyebaran LSD dapat terjadi karena kontak langsung hewan yang sakit, atau lewat makanan/minuman yang tercemar penyakit.
Ulil menjelaskan bahwa LSD dapat dicegah dan dikendalikan dengan cara seperti pembatasan impor ternak, karkas, kulit, dan semen.
Pembatasan pergerakan ternak ke daerah tertular, pemindahan hewan yang terkena dampak klinis dan vaksinasi.
Pembuangan hewan mati (disposal) dengan benar dan pembersihan serta desinfeksi area (menjaga sanitasi/ kebersihan kandang dan lingkungan kandang).
BACA JUGA:Avanza vs Bus, Satu Orang Tewas
Penggunaan jarum suntik sekali pakai, untuk mencegah penularan virus LSD kepada ternak yang sehat.
Kemudian dampak LSD, sambung Ulil, tentu akan menyebabkan kerugian ekonomi seperti kekurusan dan kerusakan karkas.
Kemudian penurunan produksi susu dan radang ambing/mastitis, gangguan reproduksi (infertilitas sementara bahkan permanen pada sapi jantan) dan keguguran/abortus, kerusakan kulit akibat nodul/benjolan yang apabila pecah, akan tetap meninggalkan keropeng di permukaan kulit.
"Saya imbau kepada peternak atau masyarakat untuk membeli Sapi yang benar-benar kondisi sehat. Dan kalau sakit cepat di isolasi supaya tidak menular," ujarnya.*