Apalagi, Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur Amerika Serikat atau CISA menyebut jika hacker lockbit 3.0 dikenal sebagai ‘lockbit black’.
Atau hacker lockbit itu lebih sulit ditangani daripada veri sebelumnya. Serta ‘lockbit black’ lebih mirip dengan ransomeware blackmatter dan blackcat.
Adapun fungsi lockbit 3.0 sebagai model ransomeware-as-a-service atau RaaS. Juga merupakan kelanjutan dari versi ransomeware lockbit 2.0 dan lockbit.
Dampak lainnya akibat serangan siber itu, membuat harga saham emiten PT BSI berkode BRIS di pasar modal melemah atau turun hingga 4.97 persen ke level 1.720 per lembar.
Tentu saja melemahkan saham Bsi membuat prihatin anggota Komisi I DPR RI Sukamta. Dimana, Sukamta meminta BIN, BSSN, Mabes Polri dan Kominfo untuk turun tangan.
‘’Tidak boleh terjadi lagi kejadian seperti di BSI ini. Karena sangat merugikan nasabah dan BSI itu sendiri, baik secara materi maupun nonmateri.
BSI harus kembalikan kepercayaan publik. Dan yang terpenting sistem keamanan BSI harus diperbaiki,” terang Sukamta, Selasa 16 Mei 2023.
Bahkan, Sukamta melihat ada masalah besar di BSI, khususnya infrastruktur sistem di internal BSI. Apalagi setelah sistem keamanan BSI kebobolan seperti ini.
BACA JUGA:Wacana Pemekaran Provinsi Sulawesi Selatan Jadi Provinsi Luwu Raya dan Bugis Timur
’Dan kelompok peretas atau siber lockbit 3.0 mampu melumpukan sistem di BSI sampai berhari-hari. Lockbit bisa menembus sistem utama BSI dan backup sistem BSI tidak siap,” tutur Sukamta.
Selanjutnya, sambung Sukamta, jumlah data nasabah dan karyawan BSI yang dicuri sangat besar. Artinya peretas butuh waktu berhari-hari melakukan pencurian data tersebut.
‘’Sistem keamanan BSI tidak bisa mendeteksi pencurian data oleh hacker. Dan BSI baru sadar setelah sistem keamanan utamanya tidak bisa dikuasai lagi,” sambung Sukamta.