Hingga saat ini belum ada bukti tertulis dari mana asal Suku Anak Dalam.
Sejarah mengenai Suku Anak Dalam ini hanya diperoleh dari tradisi lisan dan cerita di masyarakat.
Menurut tradisi lisan, nenek moyang Suku Anak dalam berasal dari Maalau Sesat.
Mereka melakukan pelarian ke hutan rimba yang ada di Air Hitam, Taman Nasional Bukit 12.
Orang Maalau Sesat yang lari tersebut kemudian disebut sebagai Moyang Segayo.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa Orang Anak Dalam berasal dari Pagaruyung yang mengungsi ke Jambi.
Pendapat ini diperkuat dengan kesamaan bahasa dan tradisi antara Suku Anak Dalam dengan Minangkabau.
Contoh kesamaannya adalah sistem kekerabatan matrilineal yang ternyata juga digunakan oleh Suku Anak Dalam.
Dari banyaknya cerita tentang sejarah disimpulkan suku Anak Dalam berasal dari 3 keturunan, yaitu:
1. Keturunan Minangkabau yang bermukim di Kabupaten Bungo Tebo dan Mersan.
2. Keturunan Sumatera Selatan yang bermukim di Kabupaten Batanghari.
3. Keturunan Jambi Asli yang merupakan Kubu Air Hitam di Kabupaten Sarolangun Bangko.
Suku Anak Dalam juga dikisahkan sebagai sekumpulan masyarakat yang tidak mau menyerah pada penjajah Belanda.
Di tahun 1904, perang antara Jambi dan Belanda akhirnya berakhir.
Pihak Jambi dipimpin oleh Raden Perang yang merupakan cucu dari Raden Nagasari.
Dalam perang gerilya tersebut, Suku Anak Dalam dikenal dengan sebutan Orang Kubu.