Bahkan, ada langgam Sukoharjo Makmur yang setiap hari diputar di setiap kantor instansi pemerintahan di Sukoharjo, sehingga menjadi salah satu potensi budaya Sukoharjo.
2.Kabupaten Jamu:
Sukoharjo terkenal sebagai sentra industri jamu di wilayah Desa Nguter, Kecamatan Nguter. Banyak perajin jamu dari Sukoharjo yang merantau ke luar daerah sebagai pedagang jamu keliling.
Pada tahun 2015, Sukoharjo ditetapkan sebagai Kabupaten Jamu oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani. Hal ini diikuti dengan pencanangan Sukoharjo sebagai destinasi wisata jamu pada tahun 2019.
3.Kota Tekstil:
Mayoritas industri yang berkembang di Sukoharjo adalah tekstil dan garmen. Banyak perusahaan tekstil berskala kecil hingga besar, seperti PT Sri Rejeki Isman (Sritex) Tbk, PT Delta Merlin Dunia Textile, PT Batik Keris, dan PT Tyfountex Indonesia.
Pada tahun 2011, Bupati Sukoharjo saat itu, Wardoyo Wijaya, menyatakan perkembangan industri tekstil di Sukoharjo yang pesat membuat Sukoharjo dikenal sebagai "Kota Tekstil."
4.Kota Gamelan:
Sebagian gamelan Jawa yang tersebar di berbagai daerah merupakan buatan para perajin di Desa Wirun, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo. Produk kerajinan gamelan Jawa ini bahkan diekspor ke berbagai negara seperti Belanda, Belgia, dan Amerika Serikat.
Penetapan gamelan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) pada tanggal 15 Desember 2021 menjadi berita gembira bagi para perajin di Wirun.
5.House of Souvenir:
Sukoharjo telah mengembangkan branding pariwisata bernama "The House of Souvenir" sejak tahun 2009. Branding ini mempromosikan dan mengangkat berbagai produk kerajinan lokal seperti kerajinan rotan, gamelan Jawa, dan beragam jenis jenang. Produk lokal ini menjadi daya tarik utama dalam sektor pariwisata Sukoharjo.