"Dengan menyatakan kesetiaan kepada NKRI, para Napiter telah memilih untuk menempuh jalan yang benar dan membangun kembali kepercayaan dalam nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," ujar Bambang.
BACA JUGA: Kemenkumham Sumsel Dorong Batik Khas Muara Enim Menjadi Indikasi Geografis
BACA JUGA:Menguak Keindahan Rasa: Panduan Cerdas Memilih Kecapi yang Berkualitas
Pernyataan kesetiaan kepada NKRI bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga diikuti dengan komitmen nyata dalam melaksanakan proses rehabilitasi dan reintegrasi.
Para Napiter mengikrarkan janji untuk terus berkontribusi dalam memerangi paham radikalisme dan terorisme di kalangan sesama narapidana serta masyarakat umum.
Mereka berkomitmen untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam mendukung perdamaian dan keberagaman di Indonesia.
BACA JUGA:Kepatuhan Pelayanan Publik Pemkot Palembang Zona Hijau, Nilai Tertinggi dari Ombudsman RI Sumsel
Acara inti kegiatan tersebut mencakup pembacaan Ikrar Setia Kepada NKRI, Penandatanganan Pernyataan Setia kepada NKRI, dan Prosesi Penghormatan serta Penciuman Bendera Merah Putih oleh Warga Binaan Pemasyarakatan Tindak Pidana Terorisme.
Tidak hanya itu, kegiatan tersebut juga mencakup sesi refleksi diri dan dialog interaktif antara Napiter dengan petugas keamanan, pembina.
Serta perwakilan dari berbagai lembaga terkait untuk meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai kebangsaan dan relevansinya dalam konteks penanganan terorisme.
BACA JUGA:Tingkatkan Citra Positif Kemenkumham Sumsel Gandeng Media
BACA JUGA:Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel Rapatkan Barisan untuk Percepatan Rencana Kinerja Tahun 2024
Perwakilan dari berbagai instansi terkait seperti Kantor Wilayah Kementerian Agama Kota Palembang, Kapolsek Sako, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Perwakilan Densus 88 Sumatera Selatan.
Danramil 418-08 Sako, Kasat Intel Porlestabes Palembang, dan beberapa instansi terkait lainnya memberikan apresiasi yang tinggi kepada para Napiter atas keberanian dan ketulusan mereka dalam mengambil langkah positif menuju deradikalisasi dan rehabilitasi.
Keberhasilan acara ini menjadi momentum penting dalam menunjukkan bahwa pendekatan rehabilitasi dan deradikalisasi yang berbasis pada pendekatan kemanusiaan, pendidikan, dan pembinaan sosial adalah kunci dalam menangani persoalan terorisme secara efektif.