NASIONAL, PALPOS.ID-Simulasi peperangan udara antara J-20 dan Rafale menggarisbawahi meningkatnya ketegangan militer di Asia, khususnya antara China dan India.
Dalam konteks ini, latihan semacam ini tidak hanya menjadi perwujudan dari persaingan antar kekuatan besar, tetapi juga menyoroti tantangan keamanan regional yang semakin kompleks.
Kemenangan klaim J-20 dalam simulasi ini menjadi pusat perhatian, mengingat pesawat tempur generasi baru ini dianggap sebagai pencapaian teknologi yang luar biasa bagi China.
BACA JUGA:Mengenal S-200: Senjata Canggih Unggulan Suriah Melawan Serangan Udara Israel
BACA JUGA:Mengenal Tank Tercanggih T-14 ARMATA Rusia yang Tidak di Terjunkan ke Konflik Ukrania
Namun, skeptisisme terhadap klaim ini muncul dari berbagai pihak, termasuk para ahli militer dan pengamat geopolitik, yang mempertanyakan keobjektifan dari hasil simulasi tersebut.
Perbandingan antara Rafale dan J-20 menyoroti perdebatan yang berkepanjangan tentang keunggulan teknologi militer.
Sementara China bersikeras bahwa J-20 unggul dalam hal siluman, kesadaran situasional, dan persenjataan, India dan negara-negara lain cenderung menyoroti catatan tempur dan kapasitas multifungsi Rafale yang telah terbukti.
BACA JUGA:Kebocoran Data dan Keraguan Komitmen: Kisah Kontroversial di Balik Proyek KF-21 Boramae
BACA JUGA:Misteri Tank T-14 Armata: Antara Keunggulan dan Kontroversi
Bagi Indonesia, yang sedang menantikan kedatangan pesawat tempur Rafale ke jajaran TNI AU, hasil simulasi ini memberikan pelajaran berharga tentang dinamika dan tantangan dalam menghadapi konflik militer potensial.
Dalam konteks regional yang semakin tegang, evaluasi menyeluruh tentang kemampuan pesawat tempur menjadi sangat penting bagi strategi pertahanan nasional.
Simulasi perang modern tidak hanya menjadi panggung untuk menunjukkan keunggulan teknologi, tetapi juga menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kesiapan dan keterampilan pasukan militer dalam menghadapi situasi nyata.
BACA JUGA:Pesawat Tempur Hawk 109/209 TNI AU yang Menolak Tua!
BACA JUGA:Melampaui Batas: Su-57M Menuju Mach 2 dengan Mesin AL-51F1