Dengan menciptakan skenario pertempuran yang realistis, latihan semacam ini memungkinkan pasukan untuk mengasah strategi dan taktik mereka di bawah tekanan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa klaim yang dibuat oleh militer China tentang kemampuan J-20 telah menimbulkan kontroversi.
Beberapa pihak skeptis terhadap keobjektifan klaim tersebut, dan memandangnya sebagai bagian dari upaya propaganda untuk memperkuat citra kekuatan militer China.Realitas Pertempuran Nyata.
BACA JUGA:Bikin Kejutan Dunia Angkatan Laut China Berambisius Bangun Kapal Induk Bertenaga Nuklir
BACA JUGA:Transformasi Epik: Pesawat Tempur Indonesia, Falcon Star F-16 A/B Melalui Program eMLU
Meskipun J-20 dan pesawat tempur generasi baru lainnya mungkin memiliki teknologi tercanggih, mereka tetap harus membuktikan diri mereka dalam pertempuran nyata.
Catatan tempur Rafale yang mengesankan menunjukkan pentingnya pengalaman lapangan dan adaptasi dalam menghadapi situasi yang berubah-ubah di medan perang.
Dalam skenario terburuk, kemungkinan konfrontasi langsung antara pesawat tempur Rafale TNI AU dengan AU China menjadi perhatian serius.
BACA JUGA:Leonardo Memamerkan Helikopter Serang AW249 di Acara DIMDEX 2024
BACA JUGA:Frigat Project 1155 Angkatan Laut Rusia Marshal Shaposhnikov: Kehadiran Megah di DIMDEX 2024
Dalam konteks geopolitik yang penuh ketidakpastian, peran diplomasi dan strategi pertahanan yang cermat menjadi semakin penting bagi semua pihak yang terlibat.
Hasil simulasi ini tidak hanya relevan bagi para ahli militer dan pembuat kebijakan, tetapi juga bagi masyarakat umum.
Mereka menunjukkan pentingnya terus-menerus memantau dan menganalisis dinamika keamanan regional, serta peran teknologi dalam mengubah wajah konflik militer modern.
BACA JUGA:Indonesia Dapat Alih Teknologi Kapal Perang Frigate Class dari Inggris
BACA JUGA:UAV Siluman Sky Hawk China Melakukan Uji Terbang
Simulasi peperangan udara antara J-20 dan Rafale mencerminkan kompleksitas dalam persaingan militer global saat ini.