METROPOLIS, PALPOS.ID.- Masalah pengelolaan sampah di Indonesia semakin mendesak. Pada tahun 2024, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa Indonesia menghasilkan lebih dari 30 juta ton sampah.
Sayangnya, sekitar 35% dari total sampah tersebut masih belum terkelola dengan baik.
Di Kelurahan Talang Jambe, Kota Palembang, masalah ini semakin diperparah oleh keterbatasan kapasitas Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang tidak mampu menampung volume sampah yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan aktivitas ekonomi.
Untuk mengatasi tantangan ini, Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel, melalui Aviation Fuel Terminal (AFT) Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II, telah meluncurkan inisiatif yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah secara berkelanjutan.
BACA JUGA:Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Sampah di Palembang Paling Lambat Dibangun Pada Oktober 2024
BACA JUGA:Palembang Bersiap Hadapi Masalah Sampah: TPST Baru Mulai Dibangun Tahun 2025
Inisiatif ini, yang dikenal dengan nama Program U-Green Plast, berkolaborasi dengan Agus Priyantono, seorang inisiator pengolahan sampah yang memiliki visi untuk menciptakan solusi inovatif dalam pengelolaan sampah.
Program U-Green Plast berfokus pada pembentukan Kelompok U-Green Plast yang bertanggung jawab untuk mengelola sampah dengan pendekatan yang ramah lingkungan.
Pertamina memberikan dukungan dalam bentuk bantuan pembangunan Rumah Edukasi Sampah Organik dan Anorganik (RESIK) serta pelatihan terkait pemilahan dan pengolahan sampah.
Rumah RESIK diharapkan menjadi pusat pengelolaan sampah yang efektif dan efisien, yang tidak hanya mengatasi masalah sampah tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
BACA JUGA:Pertamina Dukung Perkembaga Anak Bangsa Berkualitas di Kota Palembang
Di Rumah RESIK, sampah anorganik diolah menjadi paving blok yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan konstruksi.
Proses ini melibatkan pemilahan, pencacahan, dan pencampuran sampah anorganik dengan bahan lain untuk menghasilkan paving blok yang berkualitas.
Paving blok ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga memberikan alternatif bahan bangunan yang lebih ramah lingkungan.