Proses memasaknya cukup panjang. Bebek dibersihkan, lalu dimarinasi selama semalaman dengan campuran rempah-rempah seperti bawang putih, ketumbar, lengkuas, jahe, dan serai.
BACA JUGA:Lapis Legit Gulung : Perpaduan Rasa Tradisional dengan Sentuhan Modern
BACA JUGA:Gluten Free Gohyong Ayam Udang : Solusi Lezat dan Sehat untuk Pencinta Makanan Tanpa Gluten
Setelah itu, bebek direbus terlebih dahulu selama satu jam untuk memastikan daging empuk dan bumbu meresap, baru kemudian digoreng hingga kering.
“Yang bikin beda adalah kulit bebeknya yang krispi, tapi dagingnya tetap lembut. Ditambah sambal korek khas kami, rasanya bisa bikin nagih,” tambah Wahyu.
Sejak viral di media sosial, Bebek Maknyus Utuh kebanjiran pesanan.
Dalam sehari, warung ini bisa menghabiskan lebih dari 60 ekor bebek. Padahal saat awal buka pada awal 2024, Wahyu hanya menyiapkan sekitar 10-15 ekor per hari.
Antrean panjang terlihat hampir setiap hari, terutama saat jam makan siang dan malam.
Bahkan, beberapa pelanggan harus memesan dari jauh-jauh hari agar tidak kehabisan.
Fitriani (27), salah satu pelanggan setia, mengaku rela menunggu hampir satu jam demi bisa menikmati bebek goreng utuh favoritnya.
“Awalnya penasaran karena lihat di TikTok. Setelah coba, ternyata memang enak banget.
Sambalnya nendang, bebeknya empuk dan gurih. Worth it banget nunggu lama,” ujarnya sambil tertawa.
Kesuksesan bebek goreng utuh ini ternyata menginspirasi banyak pelaku UMKM lain.
Di beberapa kota besar seperti Bandung, Surabaya, dan Makassar, mulai bermunculan warung-warung yang mengusung konsep serupa.
Tak sedikit yang memodifikasi resep dan cara penyajian, misalnya dengan tambahan sambal matah, sambal ijo, hingga bebek goreng cabai garam.
Menurut pengamat kuliner dan food vlogger Arief Maulana, tren ini menunjukkan bahwa pasar kuliner Indonesia sangat dinamis dan kreatif.