“Kami ingin anak-anak tahu bahwa budaya itu bukan cuma warisan, tapi juga bisa dikreasikan dan dibanggakan,” ujar kepala sekolah, Bapak Sutrisno.
Dengan segala keunikannya, nasi tumpeng membuktikan bahwa budaya lokal bisa tetap relevan, bahkan bertransformasi secara kreatif di tengah arus globalisasi.
Tumpeng bukan hanya simbol syukur, tapi juga wujud nyata dari semangat kebersamaan, keberagaman, dan kecintaan pada warisan leluhur.*