RUPTL 2025–2034: Cermin Kebahlulan ESDM dalam Transisi Energi yang Seharusnya Berkeadilan

Minggu 08-06-2025,17:05 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Bambang

Di Riau dan Jambi, limbah batubara menimpa pemukiman dan perkebunan warga. Estimasi kerugian ekologis di Jambi mencapai Rp17 triliun.

Ketimpangan & Injustice

Daerah kaya sumber daya namun justru menjadi “korban” akibat harus menanggung eksternalitas negatif pembangunan PLTU.

Inkonstistensi Dalam Peta Transisi

Ritme Investasi & Kemajuan EBT

Target EBT ambisius—85 % dari penambahan kapasitas—namun faktanya perlu percepatan 5–11× lipat dibanding periode 2018–2023.

Infrastruktur Pendukung

RUPTL mencakup pembangunan 47.758 km jaringan transmisi dan 107.950 MVA substation.

Namun realisasinya akan sangat menantang; PLN hanya mampu mengeksekusi 1,6 GW dari target 10 GW EBT periode 2021–2030 hingga tengah 2025.

Ketergantungan Gas & Nuklir

EBT digadang-gadang, tapi masih mengandalkan gas 10,3 GW (kontra isu pasokan impor & volatilitasi harga). Kehadiran PLTN pun kontroversial karena regulasi dan public acceptance belum jelas .

Peluang Finansk & IPP

Total investasi diperlukan mencapai IDR 2.967 triliun (~USD 190 miliar), sebagian besar disalurkan oleh IPP. 

IESR mengingatkan bahwa target EBT masih di bawah JETP dan perlu pengawasan kebijakan serta peningkatan sistem auction dan tarif untuk mendukung implementasi.

Solusi & Rekomendasi

Pengetatan Kebijakan Batubara

Kategori :