Pemerintah pusat menghendaki agar daerah-daerah baru yang dibentuk benar-benar memiliki daya saing, kesiapan SDM dan kelembagaan, serta efisiensi anggaran.
Hal ini menjadi tantangan utama bagi Kabupaten Banyuasin Timur, karena meskipun masyarakat sangat siap, keputusan akhir tetap berada di tangan Kementerian Dalam Negeri dan Presiden RI.
Namun, masyarakat Banyuasin Timur tetap berharap. Mereka percaya bahwa jika pemerintah pusat membuka kembali moratorium, maka daerah mereka termasuk yang paling siap untuk langsung diresmikan.
Meski jalan masih panjang, semangat masyarakat tidak pernah surut.
Mereka terus melakukan sosialisasi, konsolidasi, dan pembangunan kapasitas kelembagaan di tingkat desa dan kecamatan sebagai bekal DOB.
Tokoh masyarakat dari Desa Sumber Mulyo, Mbah Sarpan, menyatakan bahwa pemekaran ini bukan sekadar harapan semu, melainkan kebutuhan nyata yang dirasakan sehari-hari.
“Kami ingin anak-anak kami sekolah dekat rumah, pelayanan kesehatan cepat dijangkau, dan pemerintah hadir di tengah masyarakat,” ungkapnya dalam sebuah forum musyawarah desa.
Pemerintah daerah Kabupaten Banyuasin sendiri tidak menutup mata terhadap keinginan masyarakatnya.
Mereka menyatakan akan tetap mendukung selama proses ini sesuai aturan dan dilakukan untuk kemajuan bersama.
Mimpi Banyuasin Timur: Jadi Model Pemekaran Sukses di Sumsel
Jika pemekaran ini berhasil, Banyuasin Timur berpotensi menjadi model sukses DOB di Provinsi Sumatera Selatan.
Dengan kesiapan infrastruktur, dukungan politik lokal, dan semangat gotong royong masyarakat, Banyuasin Timur diharapkan bisa menjadi contoh nyata bahwa pemekaran bukan sekadar ambisi elit politik, melainkan kebutuhan riil masyarakat bawah.
Keberhasilan Banyuasin Timur juga akan memberi inspirasi bagi daerah lain di Sumsel yang mengajukan pemekaran, seperti Kikim Area, Gelumbang, Pantai Timur OKI, dan lain-lain.
Kini, semua mata tertuju pada pemerintah pusat, khususnya Kementerian Dalam Negeri.
Akankah aspirasi panjang masyarakat Banyuasin Timur sejak 2014 akhirnya mendapatkan jawaban? Akankah harapan mereka untuk memiliki kabupaten sendiri bisa segera terwujud?.
Masyarakat Banyuasin Timur telah menunjukkan komitmen, kesabaran, dan semangat kolektif yang patut diapresiasi.
Tinggal bagaimana pemerintah menanggapi ini dengan bijak dan progresif.