Menurut Chef Rendy Aditya, seorang pakar kue tradisional Indonesia, kunci utama dari kue lapis yang sempurna terletak pada proporsi tepung dan teknik mengukus.
“Kalau ingin dapat tekstur kenyal yang pas, perbandingan antara tepung beras dan tepung tapioka sangat penting. Biasanya, 1:2 atau 1:3.
Selain itu, setiap lapisan harus benar-benar matang sebelum dituang lapisan berikutnya.
Itu yang membuat lapisannya tidak saling menempel dan hasil akhirnya rapi,” jelasnya.
Chef Rendy juga menambahkan bahwa kue lapis termasuk camilan yang relatif awet, bisa disimpan dalam lemari es hingga tiga hari, membuatnya cocok dijadikan oleh-oleh atau suguhan saat acara keluarga.
Fenomena naiknya pamor kue lapis kenyal ini membawa angin segar bagi para pelaku UMKM makanan tradisional.
Beberapa brand lokal seperti “Kenyalin Aja”, “Lapis Betawi”, hingga “Lapis Enak Bu Sari” melaporkan peningkatan penjualan hingga 70% dalam tiga bulan terakhir.
“Permintaan dari marketplace meningkat drastis.
Bahkan kami mulai dapat pesanan dari luar negeri, terutama dari WNI yang rindu jajanan tanah air,” kata Sari Mulyani, pemilik UMKM "Lapis Enak Bu Sari" di Depok.
Pemerintah daerah juga mulai melirik potensi ini untuk dijadikan sebagai bagian dari promosi wisata kuliner lokal.