Telur Gulung, Jajanan Sederhana yang Tetap Bertahan di Tengah Gempuran Kuliner Modern

PALPOS.ID - Telur gulung merupakan salah satu jajanan kaki lima yang telah lama melekat di ingatan masyarakat Indonesia, khususnya generasi yang tumbuh pada era 1990-an hingga awal 2000-an.

Jajanan berbahan dasar telur ayam yang dikocok lalu digoreng dengan minyak panas ini masih mudah ditemui di depan sekolah, taman bermain, hingga area keramaian.

Meski tampak sederhana, telur gulung memiliki daya tarik tersendiri yang membuatnya tetap eksis di tengah menjamurnya kuliner modern.

Proses pembuatan telur gulung terbilang unik dan menjadi tontonan menarik bagi pembeli. Telur yang telah dicampur bumbu sederhana seperti garam, penyedap rasa, dan terkadang tepung, dituangkan ke dalam minyak panas.

BACA JUGA:Bakso Aci Kian Digemari, Kuliner Khas Garut Ini Menjadi Favorit Anak Muda

BACA JUGA:Jamur Enoki Crispy Jadi Primadona Kuliner Kekinian, Digemari dari Anak Muda hingga Pelaku UMKM

Dalam hitungan detik, telur akan mengembang dan langsung digulung menggunakan tusukan bambu. Teknik menggulung inilah yang menjadi ciri khas dan keahlian tersendiri bagi para penjual.

Salah satu pedagang telur gulung, Suyanto (45), yang telah berjualan selama lebih dari 15 tahun di kawasan sekolah dasar di Jakarta Timur, mengungkapkan bahwa jajanan ini tidak pernah sepi peminat.

“Setiap hari pasti ada saja yang beli, terutama anak-anak sekolah. Bahkan sekarang banyak orang dewasa yang beli karena nostalgia,” ujarnya.

Harga telur gulung yang terjangkau menjadi salah satu faktor utama daya tariknya. Dengan harga mulai dari Rp1.000 hingga Rp3.000 per tusuk, jajanan ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan.

BACA JUGA:Tumis Jamur Tiram, Hidangan Praktis yang Kaya Rasa dan Nutrisi

BACA JUGA:Topokki, Kuliner Jalanan Korea yang Kian Digemari di Indonesia

Selain itu, variasi saus seperti saus sambal, saus tomat, hingga bumbu tabur pedas manis semakin menambah cita rasa telur gulung.

Dalam beberapa tahun terakhir, telur gulung juga mengalami inovasi. Sejumlah pedagang mulai menambahkan isian seperti sosis, keju, atau bakso ke dalam adonan telur.

Sumber: