Iklan HUT KORPRI 2025
Iklan Astra Motor

Perkedel Kentang, Sajian Sederhana yang Tetap Bertahan di Tengah Tren Kuliner Modern

Perkedel Kentang, Sajian Sederhana yang Tetap Bertahan di Tengah Tren Kuliner Modern

Gurih di luar, lembut di dalam -Fhoto: Istimewa-

PALPOS.CO - Di tengah maraknya makanan modern dan tren kuliner internasional yang terus bermunculan, perkedel kentang tetap bertahan sebagai salah satu hidangan favorit masyarakat Indonesia.

Makanan berbahan dasar kentang ini tidak hanya hadir sebagai pelengkap hidangan utama, tetapi juga menjadi simbol kehangatan masakan rumahan yang lekat dengan berbagai lapisan masyarakat.

Perkedel kentang dikenal luas sebagai lauk pendamping nasi, soto, rawon, hingga sop buntut. Teksturnya yang lembut di dalam dengan lapisan luar yang sedikit renyah membuat makanan ini digemari oleh anak-anak hingga orang dewasa.

Meski tampil sederhana, proses pembuatannya memerlukan ketelitian agar menghasilkan rasa yang gurih dan konsistensi yang pas.

BACA JUGA:Sempol Ayam, Jajanan Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Tren Kuliner Modern

BACA JUGA:Pisang Goreng Coklat Keju, Jajanan Tradisional yang Kian Digemari Generasi Muda

Menurut sejumlah pelaku usaha kuliner, perkedel kentang masih memiliki daya tarik tinggi di pasaran.

“Setiap hari perkedel selalu habis, apalagi kalau disajikan bersama soto atau nasi kuning,” ujar Siti Aminah, pemilik warung makan di kawasan Jakarta Timur. Ia mengatakan bahwa banyak pelanggan justru merasa kurang lengkap jika makan tanpa perkedel.

Secara umum, perkedel kentang dibuat dari kentang yang direbus atau digoreng, kemudian dihaluskan dan dicampur dengan bumbu seperti bawang putih, bawang merah, merica, dan garam.

Beberapa resep menambahkan daging cincang, kornet, atau daun seledri untuk memperkaya rasa. Adonan tersebut lalu dibentuk bulat pipih, dicelupkan ke dalam telur, dan digoreng hingga berwarna keemasan.

BACA JUGA:Bakwan, Gorengan Sederhana yang Bertahan di Tengah Perubahan Zaman

BACA JUGA:Tempe Mendoan, Kuliner Tradisional Banyumas yang Terus Bertahan di Tengah Modernisasi

Sejarawan kuliner menyebutkan bahwa perkedel merupakan adaptasi dari makanan Eropa, khususnya perkedel atau frikadelle dari Belanda, yang kemudian disesuaikan dengan cita rasa lokal.

Di Indonesia, penggunaan kentang sebagai bahan utama menjadi ciri khas tersendiri, berbeda dengan versi aslinya yang banyak menggunakan daging.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: