2 Provinsi di Kalimantan Banjir, Ribuan Rumah Terendam 4.015 KK terdampak
Jembatan di Kampung Naga yang rusak akibat diterjang banjir bandang mulai dibangun kembali, Senin (08/08).-Palpos.id-Disway.id
KALIMANTAN, PALPOS.ID – Banjir melanda dua provinsi di Kalimantan. Yakni Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), dan Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Akibat banjir tersebut, 2.984 rumah terendam. Kemudian, jembatan rusak dan lain-lainnya. Kemudian, 4.015 Kepala Keluarga (KK) atau 13.335 jiwa terdampak banjir tersebut.
Sementara di Kabupaten katingan banjir menyebabkan 409 rumah terendam, serta 733 KK terdampak.
Untuk banjir di Kapuas Hulu sudah terjadi sejak 4-5 Agustus 2022.
BACA JUGA:550 Orang Tewas Akibat Banjir Bandang di Pakistan
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat banjir yang terjadi merupakan pengulangan dari bencana banjir di tahun-tahun sebelumnya.
Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, banjir di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dan Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah terjadi beberapa periode.
“Kalau kita lihat tren kejadian bencana di Kabupaten Kapuas Hulu memang dari dua tahun atau tiga tahun terakhir ini dari 2020, 2021 dan 2022 dominan itu adalah banjir, sangat dominan banjir,” kata Abdul, Selasa (09/08).
BACA JUGA:Atasi Banjir di Palembang, Pemerintah Harus Tegas Tegakkan Aturan
Dijelaskan, Presiden RI Joko Widodo memberi perhatian, atensi yang sangat besar kepada daerah tersebut.
Agar bagaimana caranya harus merestorasi kawasan sepanjang daerah sungai, kawasan resapan air supaya pada musim hujan tahun ini dapat mengurangi potensi risiko banjir.
Dari hasil overlay dengan peta bahaya banjir, Abdul mengatakan seharusnya daerah tangkapan air dapat dipulihkan dan dihijaukan, agar dapat menyerap air dan meminimalisasi potensi bahaya banjir.
BACA JUGA:Atasi Banjir di 3 Kelurahan, Bangun Kolam Retensi
Berikutnya, untuk Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Abdul berpesan agar tidak terjadi pengulangan kejadian banjir saat menghadapi musim hujan 2022 yang diprediksi mulai pada September-Oktober.
Untuk itu, diperlukan upaya mengoptimalkan saluran-saluran air, baik saluran primer, sekunder, dan tersier.
“Kalau ada tanggul-tanggul yang kurang kuat yang akan memungkinkan limpasan air, segera kita perkuat. Jangan ada sampah di saluran air dan daerah-daerah sepanjang aliran sungai harus kita pulihkan,” kata dia.
BACA JUGA:Ribuan Rumah Terendam Banjir, Dua Jembatan Gantung Putus
Meski di Kalimantan Tengah proporsi kejadian bencana lebih banyak oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Abdul berpesan agar seluruh pihak tetap waspada, karena nantinya akan memasuki musim penghujan. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: disway.id