Sempat Bentrok, Warga Desa Lingga Tutup Akses Tambang PTBA

Ratusan masyarakat Desa Lingga, Kecamatan Lawang Kidul menututup akses jalan masuk di pintu masuk area Banko Barat Desa Lingga.Foto:Febi/Palpos.id--
Menurut Ketua Tim Demo Amat Nangwi, bahwa aksi hari ini merupakan akibat gagalnya hasil mediasi masyarakat Desa Lingga setelah melakukan aksi tanggal 6 September 2022 bertempat di wilayah Banko Barat Desa Lingga, masyarakat Desa Lingga dihimbau dan minta oleh Kapolres Muara Enim beserta Camat Lawang Kidul, agar dibentuk Pokja Desa Lingga guna untuk sebagai jembatan.
Apabila pihak perusahaan Bukit Asam termasuk Sub kontrak lainnya ingin melakukan kegiatan dalam suatu bidang apapun khususnya rekrutmen tenaga kerja, maka kegiatan tersebut dituangkan dalam Pokja Desa Lingga.
Lanjut Amat Nangwi, setelah pihaknya mempertanyakan atas surat yang terlayang beberapa kali ke Bukit Asam dari Desa Lingga perihal Pokja Desa Lingga yang di telah di bentuk tidak ada tanggapan sama sekali, bahkan saat pihaknya mediasikan diruang kantor Humas Bukit Asam yang ungkapan dari humas mereka tidak bisa memutuskan terkait Pokja Desa Lingga yang telah di bentuk ini.
"Dari dasar inilah kami masyarakat Desa Lingga mengadakan Aksi Orasi Damai sweeping penutupan akses Banko Barat Desa Lingga kembali. Aksi ini, akan kembali digelar jika tidak ada solusi dari PTBA dan Subconnya,” tegasnya.
Masih dikatakan Amat Nangwi, bahwa area tambang Banko Barat PTBA tersebut sebelumnya adalah lahan perkebunan dan ladang milik nenek moyang masyarakat Desa Lingga. Semenjak ada PTBA, kata dia, lahan mereka telah dirubah menjadi tambang yang hasilnya triliunan setiap tahunnya untuk negara. Masyarakat Desa Lingga yang merupakan desa ring I perusahaan hanya menjadi penonton dan mengisap debu saja sehingga menyebabkan banyak warga yang terkena penyakit Ispa dan TBC.
Sampai saat ini, sambungnya, kondisi Desa Lingga tertinggal dengan desa lainnya belum terlihat dampak adanya PTBA untuk meningkatkan taraf hidup perekonomian masyarakat. “Jika tidak ada solusi, kami akan kembali melakukan demo, bila perlu kami tinggal disini. Kami menuntut keadilan sebagai warga pribumi. Tidak muluk-muluk kami minta pekerjaan bukan minta duit,” pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan manajemen PTBA Kanthi Miarso yang menjabat sebagai Ahli Produksi, mengatakan bahwa perusahaan berkomitmen untuk memajukan masyarakat di Tanjung Enim dan sekitarnya tidak terbatas kepada pembukaan lapangan pekerjaan tetapi untuk pelatihan kompetensi untuk tenaga kerja dan pemberdayaan masyarakat melalui program CSR PTBA.
Kedepan, lanjut Kanthi, pihaknya (PTBA, red) akan duduk satu meja dengan Pokja Desa Lingga dan seluruh perangkat Kecamatan Lawang Kidul (Camat, Kapolsek, Danramil) untuk bisa membahas tahapan-tahapan untuk disepakati yang akan diawali oleh mediasi dari tim Kapolres Muara Enim. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: