Vaksin Booster Covid-19 Bakal Berbayar untuk Masyarakat dengan Tarif Segini
Ilustrasi Vaksin Halal COVID-19 atau IndoVac.-Palpos.id-Fin.co.id
JAKARTA, PALPOS.ID – Vaksin ketiga atau vaksin booster covid-19 bakal tak bisa gratis lagi.
Pasalnya, pemerintah bakal mengenakan tarif atau dikenakan biaya bagi warga untuk vaksin booster.
Adapun tarif yang bakal dikenakan itu kurang lebih Rp200 ribu per dosis vaksin booster covid-19.
Akan tetapi, vaksin booster berbayar itu bakal dikenakan hanya untuk masyarakat yang mampu. Atau bukan dikenakan untuk seluruh masyarakat.
BACA JUGA:Indonesia Resmi Gunakan IndoVac atau Vaksin Halal Covid-19
Bahkan, kabarnya vaksin booster covid-19 yang berbayar itu sifatnya tidak wajib. Atau hanya untuk masyarakat yang ingin suntik vaksin booster lebih dari satu kali saja.
Hal itu ditegaskan Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin, Rabu 26 Oktober 2022.
Atau saat Budi Gunadi Sadikin berada di Ponpes Al-Wathoniyah Pusat Putri, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Meski demikian, dikatakan Menkes, vaksin booster Covid-19 berbayar hanya untuk masyarakat yang mampu.
BACA JUGA:Cakupan Vaksinasi Primer di Kabupaten OKU Capai 67,99 Persen
Dijelaskannya, rencananya tarif booster yang akan diberlakukan tidak melebihi Rp200 ribu per dosis.
Meski dikenakan tarif kurang dari Rp200 ribu, namun vaksin booster berbayar ini sifatnya tidak wajib.
Menkes Budi pun kemudian menjelaskan maksudnya. Vaksin booster berbayar ini dimaksud apabila terdapat ketentuan booster boleh lebih dari 1-2 kali dan seterusnya.
“Untuk teman teman yang tidak mampu, Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang dapat bantuan pemerintah itu mungkin kita cover,” ujarnya.
BACA JUGA:BINDA Sumsel Gelar Vaksinasi Booster Dosis 4 Untuk Nakes di Kabupaten OKU
‘’Tapi kalau untuk teman-teman wartawan [publik] yang Rp200 ribu setahun ya bantu lah,” katanya.
Diketahui, PT Bio Farma telah memproduksi vaksin IndoVac produksi dalam negeri.
Vaksin Covid-19 buatan Bio Farma akan dijual dengan harga di bawah Rp100 ribu per dosis.
Harga Rp100 ribu, menurut Budi tergolong murah karena berdasarkan self-assessment vaksin IndoVac memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 80 persen.
BACA JUGA:BINDA Sumsel Gelar Vaksinasi Booster Dosis 4 Untuk Nakes di Kabupaten OKU
Dia mengatakan, vaksin IndoVac dengan platform subunit protein yang dikembangkan oleh PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine merupakan vaksin buatan anak bangsa.
Selain IndoVac, ada juga vaksin Inavac dengan platform inactivated virus yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Saat ini vaksin Inavac masih berproses untuk mendapatkan izin penggunaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Memang diskusi kita kalau vaksin ini harganya sebenarnya murah di bawah Rp200 ribu, ini ancar-ancar kita karena kita masih negosiasi, tapi di luar negeri itu kita berikan harganya di bawah Rp200 ribu,” ujar Budi.
BACA JUGA:IndoVac, Vaksin Covid-19 Bio Farma Siap Suplai Pasar Global
Diutamakan Pelaku Perjalanan
Menipisnya stok vaksin COVID-19 di Indonesia, kemenkes mengutamakan vaksin bagi para pelaku perjalanan.
Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Prima Yosephine mengatakan, vaksinasi COVID-19 diutamakan untuk para pelaku perjalanan.
"Memang stok vaksin kita saat ini sangat minim, jadi yang kita jaga agar tetap tersedia adalah terutama untuk para pelaku perjalanan,” ungkapnya.
‘’Jadi itu yang diutamakan dulu saat ini sambil menunggu kiriman yang akan datang dan pengadaan dari dalam negeri," kata Prima.
BACA JUGA:Penumpang Kereta Api Wajib Vaksin Booster
“Dan kita harapkan bulan November semua akan kembali lagi,” sambungnya, Rabu 19 Oktober 2022.
Untuk itu, ia mengimbau bagi masyarakat yang ingin melakukan perjalanan untuk melakukan vaksinasi booster COVID-19 di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) sebelum jadwal keberangkatan.
"Kebijakan yang kami ambil ke depan ini sebelum vaksin datang adalah di KKP. Jadi silakan menghubungi KKP, karena mereka juga kan mengajukan syarat-syarat atau apa kan ada di KKP. Seperti kalau mau umroh, itu kan mereka harus vaksin meningitis dulu, pasti kan pelaksanaannya di KKP," ujar Prima.
"Jadi bisa mengatur jadwalnya kapan mau terbang dan diatur kapan vaksin COVID-19 dan vaksin meningitisnya kapan. Karena kan tidak bisa diberikan barengan, jadi harus ada jarak." lanjutnya.
BACA JUGA:Pemerintah Tambah Arogan, Penumpang Transportasi Umum Wajib Miliki Sertifikat Vaksin Booster
Menurut Prima, stok vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini hanya ada sekitar satu juta dosis dan seluruhnya sudah didistribusikan ke daerah-daerah.
Stok vaksin juga dikatakan dia masih tersedia di beberapa puskesmas sehingga masyarakat masih bisa melakukan vaksinasi di puskesmas yang masih memiliki stok.
"Tidak semua puskesmas kosong ya, hanya saja memang tidak seperti dulu yang banjir (stoknya). Dan memang ada beberapa puskesmas yang tidak ada ketersediaannya, sudah kosong," imbuh Prima.
Selain mengutamakan vaksin booster untuk pelaku perjalanan, ia mengatakan pemerintah juga berupaya melakukan pemetaan untuk relokasi stok vaksin dari provinsi yang memiliki stok vaksin yang banyak ke provinsi yang kekurangan stok.
BACA JUGA:Penumpang Kereta Api Belum Vaksin Booster Wajib Antigen
"Saat ini yang kami lakukan adalah memetakan provinsi mana yang mana yang masih banyak stok vaksinnya tapi lajunya tidak terlalu kencang, itu kita akan meminta untuk direlokasikan ke provinsi lain," ujarnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: fin.co.id