Aliran Listrik PLN Padam Tanpa Pemberitahuan, Panel dan Pompa PDAM Tirta Prabujaya Rusak
Direktur PDAM Tirta Prabujaya, Ari Fajar C Ardhana--
Kerugian Ditaksir Ratusan Juta
PRABUMULIH, PALPOS.ID - Sering terjadinya pemadaman aliran listrik oleh pihak PLN tanpa pemberitahuan, berdampak buruk terhadap kinerja Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Prabujaya. Bahkan membuat PDAM mengalami kerugian hingga ratusan juta.
Pasalnya, distribusi air ke rumah pelanggan menjadi terhentik karena pemadaman listrik tanpa pemberitahuan itu. Tak hanya itu saja, padamnya aliran listrik tanpa pemberitahuan juga menyebabkan sejumlah peralatan seperti panel dan pompa milik perusahaan plat merah alias milik pemerintah darah ini menjadi rusak.
“Kami sangat menyayangkan, kemaren dalam catatan saya barusan diinformasikan kepada saya dari tanggal satu (Juli) sampai saat ini hampir setiap hari mati lampu,” ungkap Direktur PDAM Tirta, Ari Fajar C Ardhana, ketika diwawancarai, belum lama ini.
BACA JUGA: Turunkan Tim Investigasi, Kadinkes Prabumulih : Tidak Ada Kasus Kematian Karena DBD di Prabumulih
“Dampaknya kita terhenti operasional dan akan mengganggu masalah distribusi air kepada pelanggan, itu yang kita sayangkan,” kata pria penggemar tanaman bonsai ini.
Dikatakan Fajar, padamnya aliran listrik secara tiba-tiba berdampak pada panel dan pompa air.
“Kalau dia ada pemberitahuan ada informasi pemadaman, kami akan mematikan sesuai SOP jadi tidak serta merta panel atau pompa harus dimatikan,” ujarnya.
Ketika disinggung bahwa PLN kerap memberikan pengumuman sebelum pemadaman, Fajar mengakui pernah ada pemberitahuan dari pihak PLN namun lebih sering tanpa pemberitahuan.
“Ya pengumuman itu memang pernah ada tapi kebanyakan tidak ada informasi ke kita, setelah kita informasikan mereka baru memberitahukan,” imbuhnya.
BACA JUGA:Sepanjang 2023, Ratusan Warga Prabumulih Terserang DBD
Sementara ketika ditanya mengenai kerugian dari pemadaman listrik secara tiba-tiba itu, direktur PDAM Tirta Prabujaya menuturkan kerugian paling besar yakni rusaknya panel dan pompa.
“Karena alat-alat inikan lumayan mahal, dan apabila pompa dan panel rusak otomatis seluruh operasional untuk distribusi dan pengolahan dan pengambilan air baku mati total. Dan saat ini sudah ada yang rusak,” bebernya seraya mengatakan harga panel yang rusak tersebut senilai Rp400 juta sedangkan pompa seharga Rp800 juta.
Terkait rusaknya panel dan pompa tersebut kata Fajar, pihaknya saat ini tengah melakukan pemeriksaan terkait apa penyebabnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: