Ternyata Pohon Pinang Bernilai Ekonomis, Segini Loh Harga Batangnya

Ternyata Pohon Pinang Bernilai Ekonomis, Segini Loh Harga Batangnya

Akar Pinang Dapat Mengatasi Sakit Pinggang dan Penyakit Kulit Secara Alami.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

LUBUKLINGGAU, PALPOS.ID - Peringatan hari kemerdekaan RI 17 Agustus 45 sudah di depan mata.

Biasanya perayaan hari kemerdekaan RI ini dimeriahkan dengan berbagai kegiatan dan perlombaan. Salah satunya lomba panjat pinang.

Nah lomba panjat pinang ini ternyata lomba yang paling merakyat dan paling meriah. Karena itu lomba panjat pinang selalu mewarnai perayaan atau peringatan 17-an.

BACA JUGA:Telkomsel One: Solusi All-in-One Internet dengan Kecepatan Hingga 2 Gbps

Perlombaan tersebut ternyata membuat pohon pinang menjadi pohon yang paling dicari setelah bambu yang digunakan untuk umbul-umbul.  

Diwilayah perkotaan pohon pinang sudah mulai jarang ditemui. Hal itu membuat pohon pinang bernilai ekonomi.

Di setiap kota, harga pohon pinang berbeda-beda. Di Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera Selatan, pohon pinang dihargai sekitar Rp 500 ribu per batang (perpohon)nya.

BACA JUGA:Honda Dream 125 Super Irit, Pecinta Motor Bebek Retro Klasik Wajib Punya

Harga tersebut terbilang harga standar untuk pohon pinang yang usianya sudah diatas 2 tahun.

Seperti inyang diungkapkan Rifat (53), warga Jalan Karya II Kelurahan Cereme Taba, Kecamatan Lubuklinggau Timur II, Kota Lubuklinggau.

"Sekarang sudah jarang warga menanam pohon pinang di pekarangan rumah mereka, jadi susah mulai langkah," ujarnya.

BACA JUGA:Mirip Mtor Bebek Klasik, GPX Rock 110 Dibandrol dengan Harga Segini...

Berbeda dengan beberapa tahun sebelumnya, pohon pinang masih banyak ditemui di pekarangan rumah atau lingkungan pemukiman warga.

 "Kalau dulukan pohon pinang ditanam sebagai pembatas lahan, sekarang sudah tidak lagi jadi pohon pinang sudah mulai jarang ditemui," ujarnya.

Kebetulan lanjut Rifat, pemukiman tempat tinggalnya dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS). 

BACA JUGA:Evalube x Legend Riders Kembali Berkolaborasi, Jelajahi Keindahan Alam Indonesia - ‘Tour of Sumatera 2023’

Pohon pinang dikenal sebagai pohon penahan erosi atau longsor, karena akarnya yang kuat.

"Karena itu saya banyak menanam Pohon pinang hutan," ujarnya.

Dijelaskan Rifat, Pohon pinang hutan ditanam bukan untuk dipanen buahnya, tapi selain untuk penahan erosi juga untuk dijual pohonnya.

BACA JUGA:Bangun Sinergi Lewat Audensi, Kejaksaan Tinggi Sumsel

"Kalau pohon pinang hutan usia sudah diatas 2 tahun masih belum berbuah sementara pohonnya sudah tinggi, karena itu selain untuk penahan erosi pohon pinang hutan dimanfaatkan pohonnya agar bisa bernilai ekonomis," jelasnya.

Berbeda dengan pohon pinang yang sengaja ditanam petani untuk dipanen buahnya.

"Kalau yang ditanam petani di kebun itu pinang yang bibit unggul, jadi belum terlalu tinggi sudah berbuah karena memang nilai ekonomisnya ada pada buahnya," terang Rifat.

BACA JUGA:Irit dan Miliki Fitur Lengkap, Ternyata Nissan March Tidak Diproduksi Lagi

Meski belum memasuki bulan Agustus, pohon pinang hutan sudah mulai banyak dicari. Bahkan Rifat sudah mendapatkan orderan 2 pohon pinang.

"Saya hanya menjual yang usianya sudah diatas 2 tahun, karena pohonnya tinggi biasanya dipotong 2 oleh warga untuk lomba panjat pinang dewasa dan panjat pinang anak-anak," ungkap Rifat.

Nah bagi kamu yang rumahnya berada di sekitar DAS, boleh juga meniru apa yang dilakukan Rifat. Selain untuk mencegah erosi kamu juga bisa mendapatkan nilai ekonomis dari menanam pohon pinang.

BACA JUGA:Honda Beat Motor Sejuta Umat yang Paling Banyak Peminatnya Karena Irit dan Harga Terjangkau

Terlebih pohon pinang tidak memerlukan perawatan khusus. Cukup ditanam dan disiram, setelah tumbuh subur biarkan alam yang menyiramnya dan kamu hanya tinggal menunggu pohonnya tinggi

Tapi sebelum menjual pohon yang sudah tinggi, sebaiknya kamu lebih dahulu menanam pohon pinang cadangan ya, agar setelah kamu panen sudah ada pohon pinang kecil yang membantu mencegah erosi.

Semoga artikel ini bermanfaat dan terimakasih. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: