Dikenal Sebagai Penangkal Racun : Ternyata Akar Bahar Bukan Berasal dari Tumbuhan Lho !
--
BACA JUGA:Waw! Upacara Ritual Tiwah Suku Dayak Ngaju: Di Mana Tulang Orang Ninggal Dipisahkan dari Dagingnya
Selain itu, Akar Bahar juga dapat melakukan perkembangbiakan dengan melakukan semacam perkawinan, yang merupakan hal yang tidak biasa untuk tumbuhan.
Akar Bahar memiliki sejarah panjang dalam budaya Indonesia.
Di beberapa daerah, Akar Bahar dipercaya memiliki manfaat sebagai penangkal racun dan penyakit.
BACA JUGA:Asal Usul Boneka Dari Tradisi Hingga Koleksi Seni
BACA JUGA:Unik dan Memikat: Pemakaman Suku Minahasa di Sulawesi Utara dengan Posisi Seperti Bayi dalam Rahim
Bahkan, dalam beberapa tradisi, Akar Bahar dikait-kaitkan dengan unsur mistis.
Karena alasan ini, Akar Bahar sering dijadikan aksesoris seperti gelang atau cincin, dan aksesoris ini kemudian dijual.
Salah satu daerah di Indonesia yang masih memiliki banyak Akar Bahar adalah Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.
Di sana, Akar Bahar dijadikan oleh masyarakat setempat sebagai suvenir.
Harga jual aksesoris yang terbuat dari Akar Bahar berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp80 ribu, tergantung pada ukuran dan desainnya.
Selain digunakan sebagai aksesoris, beberapa masyarakat di Kepulauan Togean, Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, percaya bahwa Akar Bahar memiliki kemampuan sebagai penangkal keburukan dan pembawa kebaikan.
Ini mungkin juga terkait dengan keyakinan bahwa Akar Bahar berasal dari perairan yang masih bersih dan belum tercemar, sehingga dianggap memiliki energi positif.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah fungsi dan manfaat Akar Bahar sebagai penangkal racun hanyalah mitos, atau apakah ada fakta ilmiah yang mendukungnya.
Beberapa sumber platform media online telah menyebutkan bahwa Akar Bahar mengandung ion-ion tertentu yang dapat memberikan dampak positif bagi tubuh manusia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: