AMSI Diskusi Terbuka: Antara Keterlambatan Publisher's Right dan Tantangan AI bagi Media Indonesia
AMSI Diskusi Terbuka: Antara Keterlambatan Publisher's Right dan Tantangan AI bagi Media Indonesia.-Palpos.id-Humas AMSI
Ia menyoroti risiko bahwa algoritma AI dapat memperbesar persebaran hoaks, misinformasi, dan disinformasi.
Meskipun melihat potensi bantuan dari AI, Ninik meminta agar penggunaan AI harus transparan, dengan deklarasi bahwa konten dibuat dengan menggunakan AI.
Ia juga menekankan perlunya verifikasi fakta untuk memastikan keberlanjutan jurnalisme berkualitas.
Keterlambatan Penandatanganan dan Percepatan Publisher Rights
Diskusi juga menyoroti keterlambatan dalam penandatanganan perpres, dengan Indri D. Saptaningrum, Staf Ahli Wakil Menteri Kominfo, menekankan bahwa proses negosiasi telah berlangsung sangat alot.
BACA JUGA:AMSI Bersama AJI dan Mafindo Petakan Data Hoaks Jelang Pemilu
BACA JUGA:Duet Wahyu Dhyatmika dan Maryadi Akhirnya Pimpin AMSI 2023-2027 Secara Aklamasi
Meskipun Kementerian Kominfo berusaha mempercepatnya, keputusan penandatanganan masih tertunda. Para peserta diskusi merasa perlu terus mengingatkan pihak terkait agar proses ini tidak semakin terkatung-katung.
Kerjasama dan Sinergi: Kunci Keberlanjutan Media
Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika, menggarisbawahi pentingnya kerjasama dan sinergi antara platform dan penerbit sebagai kunci utama keberlanjutan media.
Menurutnya, perubahan AD/ART AMSI memberi ruang bagi pengurus nasional AMSI untuk bernegosiasi secara kolektif dengan platform, memastikan keberlanjutan bagi media anggota yang berskala kecil dan menengah.
Optimisme terhadap Teknologi Baru
Wahyu Dhyatmika, dalam konteks teknologi baru seperti generative AI dan popularitas Chat GPT, menekankan sikap optimisme.
BACA JUGA:AMSI Luncurkan Konten Agregator Amsinews, Ini Tujuannya...
BACA JUGA:AMSI Bahas AI Untuk Transformasi Bisnis Berbagai Sektor Termasuk Jurnalisme
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: