Transformasi Menyulitkan: Dari SU-35 hingga Rafale dalam Modernisasi Militer Indonesia

Transformasi Menyulitkan: Dari SU-35 hingga Rafale dalam Modernisasi Militer Indonesia

--

BACA JUGA:Senapan Serbu AK-47: Kisah Legendaris di Balik Senjata Paling Kejam dan Mematikan

Menggarisbawahi status Indonesia sebagai salah satu negara non-terkaya di dunia, media Rusia menyatakan keheranan atas keberanian Indonesia untuk berinvestasi dalam pesawat tempur termahal di dunia.

Narasi tersebut menyoroti kompleksitas proses pengambilan keputusan Indonesia, yang melampaui pertimbangan hanya masalah ketersediaan dana.

Dzen.ru menekankan komitmen Indonesia sebelumnya untuk memperoleh 11 unit SU-35 senilai $1.154 miliar, dengan sebagian pembayaran direncanakan melalui pengiriman minyak sawit.

BACA JUGA:Misteri dan Keunikannya: Perbandingan antara Kalashnikov AK-47 dan AK-74 Senjata Paling Kejam di Bumi

BACA JUGA:Senapan Serbu AK-47: Kisah Legendaris di Balik Senjata Paling Kejam dan Mematikan

Meskipun Rusia bersedia menawarkan ketentuan pembayaran yang fleksibel, Indonesia memilih Rafale dari Prancis, menandakan pergeseran strategis dari jalur konvensional pengadaan militer.

Proses pengambilan keputusan di balik beralihnya Indonesia ke Rafale adalah multifaset, mencerminkan pendekatan yang kompleks dalam memodernisasi militer.

Meskipun SU-35 dan Rafale sama-sama memiliki kemampuan tempur yang sebanding, keputusan Indonesia dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar kecakapan tempur semata.

BACA JUGA:Senapan M-16 : Lahir dari Senjata Infantri di Uji Coba pada Perang Vietnam

BACA JUGA:Mengungkap Keajaiban SPR 2 PT Pindad: Senjata Anti Material Unggulan Indonesia

Ruslan Pukhov, seorang anggota Dewan Publik di bawah Kementerian Pertahanan Rusia, mengakui likuiditas dan permintaan global untuk minyak sawit—komponen penting dalam negosiasi Indonesia.

Namun, preferensi Indonesia terhadap Rafale daripada SU-35 menunjukkan pertimbangan geopolitik yang lebih luas dan kemitraan strategis yang terlibat.

Pivot Indonesia ke Rafale mencerminkan komitmennya untuk meningkatkan kemampuan militer dan mencapai target Minimum Essential Force (MEF) 2024.

BACA JUGA:Tragedi di Langit Korea Selatan: Kisah Jatuhnya F-16 dalam Perayaan Ulang Tahunnya yang Ke-50

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: