Jejak Peradaban Sriwijaya Hidup Kembali: Kolektor Hibahkan 60 Artefak Sriwijaya ke FKIP Unsri
![Jejak Peradaban Sriwijaya Hidup Kembali: Kolektor Hibahkan 60 Artefak Sriwijaya ke FKIP Unsri](https://palpos.disway.id/upload/9b01e44aa9d4179bf87fffb368977a32.jpg)
Kolektor Hibahkan 60 Artefak Sriwijaya ke FKIP Unsri --
Rasa penasaran begitu tinggi saya sering keliling di Pasar Cinde dan menemukan berbagai artefak Sriwijaya yang dijual di sana,” katanya.
Dengan kegigihan dan kecintaannya Ibrahim kemudian berusaha menemukan tangan pertama berbagai artefak yang dijual di Pasar Cinde.
Selanjutnya, dia banyak terhubung dengan para penyelam yang mencari emas di Sungai Musi.
BACA JUGA:Curi Kabel Kamera VMS Tol Indralaya-Prabumulih, Pria Asal Lampung Diringkus Tim Opsnal Polsek RKT
BACA JUGA:Dirut Pusri Tinjau Langsung Stok Pupuk di Lapangan untuk Pastikan Ketersediaan Pupuk
Di mana selain emas, mereka menemukan berbagai guci, keramik dan mata uang berbagai dinasti di Cina semasa Kedatuan Sriwijaya.
Selanjutnya dengan pendekatan etika, Ibrahim membujuk para penyelam untuk menjual barang-barang temuan kepadanya.
“Akhirnya para penyelam tersebut tidak saja menjual dengan harga murah. Namun banyak memberi berbagai artefak itu secara gratis ke saya. Selama 1988 sampai 1993 akhirnya koleksi artefak tersebut pun bertambah banyak”, katanya.
Namun sejak 1994 hingga 1998 dia mengaku dimutasi tugas ke Lubuk Linggau. Sehingga usaha pengkoleksian dihentikan sementara.
BACA JUGA:Peran Pers Strategis dalam Menjaga Kondisi Politik Damai: Pj Gubernur Sumsel Canangkan Pemilu Damai
BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Instruksikan Dinsos dan Tim Tagana Bantu Warga Terdampak Banjir
“Baru kemudian 1999 saya dipindahkan kembali ke Palembang. Sejak saat itu saya mencari dan mengumpulkan lagi berbagai artefak Sriwijaya.
Namun saat ini karena para penyelam yang dulu berhubungan dengan saya sudah sepuh dan ada yang sudah meninggal saya kesulitan dalam mengoleksi. Selain itu tempat saya menampung berbagai koleksi tersebut sudah penuh.
Disaat saya sudah pensiun saya kebingungan untuk menyimpan barang-barang yang saya kumpulkan.
Saya yakin artefak tersebut sangat berharga untuk pembelajaran sejarah di kalangan generasi muda,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: