Lebih dari Separoh Petahana Gagal Pertahankan Kursinya di DPRD Sumsel. Ini Penyebabnya

Lebih dari Separoh Petahana Gagal Pertahankan Kursinya di DPRD Sumsel. Ini Penyebabnya

--

Pemilihan Legislatif DPRD Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Tahun 2024 lalu, telah meninggalkan jejak kejutan yang mencengangkan dengan kekalahan sejumlah petahana yang tidak terpilih kembali.

Hasil rekapitulasi tingkat kabupaten/kota se-Sumsel mengungkap sejumlah fakta menarik, dimana lebih dari separoh petahana, gagal mempertahankan kursinya di DPRD Prov Sumsel.

Berdasarkan rekapitulasi hasil pemilu diketahui Partai Golkar berhasil meraih 12 kursi, mempertahankan posisi utama di DPRD Provinsi Sumsel, meskipun mengalami penurunan satu kursi dari Pemilu sebelumnya.

BACA JUGA:Provinsi Palapa Selatan Potret Wacana Pemekaran Wilayah Berdasarkan Sejarah dan Keturunan di Sumatera Selatan

BACA JUGA:Munculnya Wacana Pembentukan Provinsi OKE Pemekaran Provinsi Sumatera Selatan Meski Otonomi Baru

Diikuti oleh Partai Gerindra dengan 11 kursi, hanya terpaut satu kursi dari Golkar. Partai NasDem berhasil meraih posisi ketiga dengan 10 kursi, sementara PDI Perjuangan menempati posisi empat besar dengan 9 kursi.

Dari hasil rekapitulasi suara tersebut terungkap bahwa 75 anggota DPRD Sumsel yang diprediksi terpilih, ditemukan banyak wajah wajah baru, termasuk didalamnya anak sejumlah pejabat dan mantan pejabat.

Diantaranya anak Pj Bupati, eks Bupati, eks Gubernur, eks Wakil Gubernur Sumsel, adik kandung eks Gubernur Sumsel, hingga mantan narapidana korupsi.

BACA JUGA:LPP Suara Rakyat Laporkan Dugaan Pelanggaran Pemilu oleh KPU Kabupaten Empat Lawang ke Bawaslu Sumsel

BACA JUGA:Demo Massa MMK Sumsel di Bawaslu Palembang, Tuntut Keadilan Pemilu

Selain itu, juga terdapat wajah wajah lama yang berhasil mempertahankan kursinya di DPRD Sumsel, seperti M Yansuri yang sudah beberapa periode menjadi anggota dewan,

kemudian Madia Basyir, Novianto, Alfrenzi Panggarbesi, hj Nilawati dan lainnya.

Terkait banyaknya petahana yang gagal mempertahankan kursinya, Pengamat Politik dari Universitas Sriwijaya, Prof Dr Febrian, mengatakan,

kekalahan sejumlah petahana dalam pemilu ini disebabkan banyak faktor diantaranya, adanya kekecewaan masyarakat terhadap kinerja mereka selama ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: