Jubah Sultan Mahmud Badaruddin II, Koleksi Kuno Kesultanan Palembang Darussalam, Usianya Sudah 300 Tahun

Jubah Sultan Mahmud Badaruddin II, Koleksi Kuno Kesultanan Palembang Darussalam, Usianya Sudah 300 Tahun

Jubah milik Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang berusia 300 tahun ini jadi koleksi Kesultanan Palembang Darussalam.-erika/palpos.id-

PALEMBANG, PALPOS.ID- Dalam peradaban yang kaya akan sejarahnya, Kesultanan Palembang Darussalam menawarkan sebuah perjalanan melalui masa lalu dengan salah satu koleksinya yang paling berharga: sebuah jubah yang dulunya dimiliki oleh Sultan Mahmud Badaruddin II. 

Kini, jubah yang memancarkan pesona kemegahan masa lalu itu dijaga dengan cermat oleh Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama RM Fauwaz Diradja SH Mkn.

Jubah ini bukan sekadar pakaian, tapi juga sebuah penanda dari zaman keemasan Kesultanan Palembang Darussalam. 

Dengan panjang sekitar 1,5 meter, warna kuning oranye yang memesona, serta motif bunga yang memikat.

BACA JUGA:UNSRI kembali Gelar Wisuda Bagi 1.225 Lulusan Baru, Salah Satunya Ada Anak Mantan Gubernur Sumsel

BACA JUGA:3.600 Non PNSD Pemkot Palembang Belum Jadi PPPK, Ratu Dewa : Siap-siap Segera Ada Seleksi

Jubah ini bukan hanya sekadar barang bersejarah, melainkan simbol kebesaran dan keindahan dari masa lalu yang memukau.

Menurut Sultan SMB IV, jubah ini diperkirakan telah berusia antara 200 hingga 300 tahun. Namun, yang membuatnya semakin menarik adalah cerita di balik perjalanannya sampai ke Kesultanan Palembang Darussalam. 

Meskipun rincian perjalanan jubah ini masih misteri, SMB IV mewariskannya sebagai bagian dari warisan berharga dari orangtuanya.

Sultan Mahmud Badaruddin II, yang hidup dari 23 November 1767 hingga 26 September 1852, adalah figur yang memegang peranan penting dalam sejarah Palembang.

BACA JUGA:PT KAI Divre III Tegaskan Tidak Ada Toleransi untuk Penyalahgunaan Pengelolaan Aset Negara

BACA JUGA: Keputusan Pemerintah Cabut Aturan Ekskul Pramuka di Sekolah Menuai Pro dan Kontra

Di masa pemerintahannya, ia tidak hanya memerintah dengan bijaksana, tetapi juga memimpin pertempuran melawan kekuatan asing, termasuk Inggris dan Belanda.

Namanya tidak hanya dikenang dalam sejarah, tetapi juga diabadikan dalam nama bandara internasional Palembang dan mata uang pecahan 10.000-an rupiah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: