Tepis Misinterpretasi, Kemhan RI Klarifikasi Isu Pembayaran dalam Proyek Jet Tempur KF-21

Tepis Misinterpretasi, Kemhan RI Klarifikasi Isu Pembayaran dalam Proyek Jet Tempur KF-21

--

NASIONAL-PALPOS.ID-Kementerian Pertahanan Indonesia mengklarifikasi posisi negara dalam kerja sama strategis dengan Korea Selatan yang meliputi proyek ambisius pengembangan jet tempur KF-21 Boramae.

Klarifikasi ini datang sebagai respons terhadap beberapa laporan yang salah mengartikan permintaan Indonesia untuk "penyesuaian pembayaran" sebagai "pemotongan pembayaran."

Brigadir Jenderal TNI Edwin Adrian Sumantha, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kemhan RI, dalam sebuah wawancara di Jakarta, menjelaskan bahwa istilah "penyesuaian pembayaran" lebih tepat mencerminkan permintaan Indonesia ketimbang "pemotongan pembayaran."

BACA JUGA:Indonesia Minta Pemotongan Drastis Dalam Pembayaran Proyek Jet Tempur KF-21

BACA JUGA:Swedia Membangun Cakrawala Baru dengan Pesawat Tempur Generasi Mendatang

Menurutnya, penyesuaian ini mencerminkan evaluasi terkini atas manfaat yang telah diperoleh Indonesia dari proyek ini dan selaras dengan kemajuan kerja sama yang telah dan akan terus dilaksanakan bersama Korea Selatan.

Edwin menyoroti perbedaan dalam pemberitaan yang dilakukan oleh Yonhap, agensi berita Korea Selatan, yang pada tanggal yang sama melaporkan bahwa Indonesia meminta pemotongan biaya kontribusi.

Ia menegaskan bahwa laporan tersebut tidak mencerminkan realita situasi.

BACA JUGA:Angkatan Udara Amerika Sukses Uji Terbang X-62 Vista Menggunakan Kecerdasan Pilot AI

BACA JUGA:Rusia Sukses Jatuhkan Empat Rudal ATACMS AS di Crimea

Diskusi mengenai penyesuaian ini muncul setelah DAPA, agen pemerintah Korea Selatan yang bertanggung jawab atas kerja sama dan pengadaan alutsista, mengakui bahwa ada pembicaraan mengenai penyesuaian pembayaran untuk proyek tersebut.

Juru Bicara DAPA, Choi Kyung-ho, yang dikutip Yonhap, mengkonfirmasi bahwa lembaga tersebut sedang meninjau usulan dari Indonesia.

Awalnya, Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi sebesar 1,7 triliun won atau 20% dari total biaya proyek yang berjumlah 8,1 triliun won.

BACA JUGA:Kapabilitas Militer China dengan Peluncuran ALBM KD-21 dari Pesawat Pembom H-6K

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: