PKB Diambang Perpecahan: Fungsionaris dan Kader Dorong Muktamar Ulang

PKB Diambang Perpecahan: Fungsionaris dan Kader Dorong Muktamar Ulang

Konflik PKB-PBNU Memanas: Banser dan Garda Bangsa Siap Hadapi Perang.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Koordinator Lapangan Aksi, Andi Sutomo, mengungkapkan bahwa sebanyak 3.000 massa akan turun ke jalan pada hari kedua muktamar untuk menuntut pembubaran muktamar dan mengembalikan PKB ke jalan yang dirintis oleh pendirinya, yakni PBNU.

“Kurang lebih ada 3.000 massa dari seluruh kader-kader PKB, ada yang dari luar Bali juga, Jawa Timur, Sumatera Utara, Padang, Makassar, dan dari lokal Bali sendiri,” kata Andi di Kabupaten Badung, Bali, Minggu dini hari.

Andi juga mengungkapkan bahwa jumlah massa yang turun pada hari kedua muktamar jauh lebih banyak dibandingkan dengan hari pertama. 

Hingga malam hari, para pengunjuk rasa belum dapat melewati barikade aparat kepolisian dan pecalang yang berjaga di sekitar lokasi muktamar. 

Namun, mereka tetap bertekad untuk melanjutkan aksi hingga tuntutan mereka terpenuhi.

Respon PBNU dan Masa Depan PKB

Dalam menghadapi situasi ini, peran PBNU menjadi sangat krusial. Sebagai organisasi yang selama ini menjadi mitra strategis PKB, PBNU diharapkan dapat memberikan arahan dan solusi untuk menyelamatkan partai dari perpecahan yang lebih dalam. 

Rencana muktamar ulang yang diusung oleh fungsionaris dan kader PKB ini juga akan sangat bergantung pada dukungan dan restu dari PBNU.

Beberapa tokoh senior NU yang disebut-sebut akan dilibatkan dalam muktamar ulang ini juga diyakini dapat menjadi penentu arah masa depan PKB. 

Khofifah Indar Parawansa, Mahfud MD, dan Yenny Wahid adalah nama-nama yang sangat dihormati di kalangan warga NU, dan keterlibatan mereka diharapkan dapat membawa partai kembali ke jalur yang benar.

Namun, jalan menuju rekonsiliasi tidak akan mudah. Perbedaan pandangan yang tajam antara kubu pendukung Cak Imin dan kelompok yang mendukung muktamar ulang ini bisa saja berujung pada perpecahan yang lebih besar di tubuh PKB. 

Jika tidak dikelola dengan baik, perpecahan ini bukan hanya akan merugikan PKB sebagai partai politik, tetapi juga akan berdampak pada posisi dan kekuatan politik NU di kancah nasional.

Menanti Kepastian di Tengah Ketidakpastian

Situasi di PKB saat ini mencerminkan ketidakpastian yang tengah melanda partai. Di satu sisi, ada upaya untuk mempertahankan kepemimpinan Cak Imin dan menjadikan PKB sebagai partai yang mandiri dan tidak lagi bergantung pada PBNU.

Di sisi lain, ada dorongan kuat dari sejumlah fungsionaris dan kader untuk mengembalikan PKB ke garis perjuangan awal yang menempatkan kyai dan ulama sebagai penentu arah partai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: