Pilkada DKI Jakarta 2024: Tradisi Kekalahan Petahana di Ibu Kota Berlanjut

Pilkada DKI Jakarta 2024: Tradisi Kekalahan Petahana di Ibu Kota Berlanjut

Pilkada DKI Jakarta 2024: Tradisi Kekalahan Petahana di Ibu Kota Berlanjut.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Koalisi KIM Plus memilih mengusung Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, sebagai calon mereka. 

Sementara itu, PDIP memberikan tiket pencalonan kepada Pramono Anung, Sekretaris Kabinet yang memiliki rekam jejak politik yang kuat. 

Calon lainnya yang memenuhi syarat adalah Dharma Pongrekun, seorang calon independen yang sebelumnya merupakan tokoh militer.

Kegagalan Anies mencalonkan diri pada Pilkada 2024 menambah panjang daftar petahana yang tidak berhasil mempertahankan jabatannya di DKI Jakarta. 

Ini menjadi sebuah fenomena unik, di mana meskipun memiliki keunggulan sebagai petahana, mereka tetap tidak bisa mengamankan kursi Gubernur DKI Jakarta untuk periode kedua.

Mengapa Petahana Sulit Bertahan di Jakarta?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan petahana sulit bertahan di Jakarta. Salah satunya adalah tingginya ekspektasi publik terhadap kinerja mereka. 

Jakarta sebagai ibu kota negara dan pusat pemerintahan serta ekonomi Indonesia, selalu berada di bawah sorotan nasional.

Setiap kebijakan dan langkah yang diambil oleh gubernur selalu diawasi ketat oleh publik dan media. 

Hal ini membuat kesalahan kecil sekalipun dapat berdampak besar pada citra petahana.

Selain itu, dinamika politik yang sangat cair di Jakarta juga menjadi tantangan tersendiri. 

Jakarta adalah barometer politik nasional, dan pemilihan gubernur di ibu kota sering kali dianggap sebagai miniatur dari pemilihan presiden. 

Hal ini membuat kontestasi politik di Jakarta sangat kompetitif, dengan banyak pihak yang berkepentingan dan partai politik yang terlibat secara aktif dalam mempengaruhi hasil pemilihan.

Tidak kalah penting adalah faktor persaingan yang ketat dari kandidat lain. 

Setiap kali Pilkada DKI Jakarta digelar, selalu ada calon-calon baru yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi, yang membuat persaingan semakin sulit bagi petahana. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: