Harga Minyak Mentah Turun di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global: Batu Bara, CPO, dan Nikel Terpengaruh
Harga Minyak Mentah Turun di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global: Batu Bara, CPO, dan Nikel Terpengaruh.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id
Pasar berharap stimulus ekonomi dari pemerintah Tiongkok untuk memulihkan kondisi ekonomi negara tersebut, namun ketidakjelasan ini memicu volatilitas di pasar energi.
Harga Batu Bara Juga Mengalami Penurunan
Tak hanya minyak mentah, harga batu bara juga mengalami penurunan pada penutupan perdagangan hari Minggu.
BACA JUGA:Wow! Kapal Super Tangker Berbendera Iran Angkut Minyak Mentah Rp4.6 Triliun Ditangkap Bakamla
BACA JUGA:Sungai Kelekar Tercemar Minyak Mentah, Wako Prabumulih Surati Pertamina Pusat
Menurut data dari Bursa ICE Newcastle di Australia, harga batu bara kontrak pengiriman Oktober 2024 turun sebesar 1,30 persen menjadi USD 146,70 per ton.
Penurunan ini sejalan dengan tren melemahnya permintaan energi global, terutama dari negara-negara Asia yang mengonsumsi batu bara dalam jumlah besar.
Permintaan batu bara yang melambat dapat dihubungkan dengan kekhawatiran ekonomi global, termasuk perlambatan ekonomi di Tiongkok, yang selama ini menjadi konsumen utama batu bara untuk pembangkit listrik dan industri.
CPO Relatif Stabil, Namun Potensi Volatilitas Tetap Ada
Sementara itu, harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) relatif stabil pada perdagangan terakhir.
BACA JUGA:Prabowo Mengusung PHTC dengan Anggaran Rp 121 Triliun, Termasuk Penuntasan TBC
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Tambang Batu Bara: Enam Tersangka dan Barang Bukti Dilimpahkan ke Kejari Lahat
Menurut data dari Bursa Malaysia, harga CPO kontrak pengiriman Oktober 2024 tercatat di level MYR 4,283 per ton.
Meskipun harga CPO terlihat stabil, kondisi pasar global yang tidak pasti masih berpotensi memicu volatilitas di masa mendatang.
Sebagai komoditas yang bergantung pada permintaan dari negara-negara Asia, terutama India dan Tiongkok, situasi ekonomi di kawasan tersebut akan sangat memengaruhi harga CPO.
Jika Tiongkok gagal memulihkan permintaan domestiknya, ada kemungkinan harga CPO akan terdampak negatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: