PSHT Berdiri Sejak 1922: Mengenal Tingkatan Sabuk Mori Warga Persaudaraan Setia Hati Terate

PSHT Berdiri Sejak 1922: Mengenal Tingkatan Sabuk Mori Warga Persaudaraan Setia Hati Terate

PSHT Berdiri Sejak 1922: Mengenal Tingkatan Sabuk Mori Warga Persaudaraan Setia Hati Terate.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Siswa dianggap sudah memahami prinsip benar dan salah, serta bertindak berdasarkan nilai kebenaran.

BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Muchendi-Supriyanto Minta Masyarakat Jaga Persatuan, Tolak Isu Kesukuan dan Rasis

BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Muchendi Janji Tingkatkan Puskesmas Pedamaran Timur Menjadi Rumah Sakit

Di tahap ini:

Semua teknik pukulan, tendangan, senam, dan jurus telah diajarkan, kecuali jurus ke-36.

Siswa bersiap untuk menjalani pengesahan menjadi warga atau pendekar PSHT.

5. Warga (Pendekar SH Terate)

Setelah pengesahan, anggota PSHT resmi menjadi Warga atau Pendekar SH Terate. Warga dibagi menjadi tiga tingkatan:

Tingkat I (Satria): Menggunakan sabuk mori putih.

Tingkat II (Ngalindra): Menggunakan selendang.

Tingkat III (Pandhita): Menggunakan selendang khusus.

Tokoh Nasional dari PSHT

PSHT melahirkan banyak tokoh penting, termasuk:

Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas): Politikus muda Indonesia.

Jenderal Andika Perkasa: Mantan Panglima TNI, yang juga dikenal sebagai sosok yang menjunjung nilai-nilai bela diri dan persaudaraan.

Intinya, jenjang tingkatan dalam PSHT bukan hanya sekadar simbol, tetapi juga representasi dari perjalanan spiritual dan pembelajaran yang mendalam. 

Dengan mengikuti proses ini, para anggota diharapkan menjadi individu yang tangguh, adil, dan berbudi luhur, sesuai dengan filosofi Setia Hati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: