Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Faktor-Faktor Kegagalan Calon Provinsi Sulawesi Timur

Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Faktor-Faktor Kegagalan Calon Provinsi Sulawesi Timur

Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Faktor-Faktor Kegagalan Calon Provinsi Sulawesi Timur.-Palpos.id-Dokumen Palpos.id

Selain itu, partisipasi masyarakat dalam proses pengajuan juga dinilai kurang optimal, sehingga usulan ini kehilangan dukungan kuat dari akar rumput.

5. Pelestarian Identitas dan Sumber Daya

Pemekaran wilayah harus mempertimbangkan pelestarian identitas budaya dan keseimbangan pengelolaan sumber daya alam.

Wilayah-wilayah di Sulawesi Timur memiliki keunikan budaya dan kekayaan sumber daya yang harus dilestarikan. 

Namun, belum ada jaminan bahwa pembentukan provinsi baru akan mampu menjaga keseimbangan ini secara optimal.

Selain kendala internal, kebijakan moratorium yang diberlakukan pemerintah sejak 2009 juga menjadi penghalang besar.

Kebijakan ini diterapkan untuk memastikan bahwa setiap usulan pemekaran wilayah dipertimbangkan secara matang dan memenuhi kriteria yang ketat. 

Meski kebijakan ini bertujuan untuk mencegah kegagalan administrasi di daerah baru, hal ini juga memperlambat proses pemekaran wilayah yang sebenarnya memiliki potensi.

Kegagalan dan penundaan pemekaran Sulawesi Timur telah memberikan dampak signifikan bagi wilayah-wilayah yang diusulkan, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun pemerintahan. 

Beberapa dampak yang dapat dirasakan antara lain:

Kesenjangan Pembangunan:

Wilayah-wilayah yang diusulkan untuk menjadi bagian dari Provinsi Sulawesi Timur masih menghadapi kesenjangan pembangunan dibandingkan dengan wilayah lain di Sulawesi Tengah. 

Hal ini terlihat dari infrastruktur yang belum memadai, termasuk jalan raya, jembatan, fasilitas kesehatan, dan pendidikan.

Minimnya Investasi:

Penundaan pemekaran juga berdampak pada rendahnya minat investasi di wilayah ini. 

Calon provinsi baru sering kali dianggap belum memiliki daya tarik yang cukup bagi investor karena infrastruktur dasar yang belum optimal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: