“Juhu Singkah, Kuliner Tradisional Dayak yang Menjaga Harmoni Alam dan Budaya”

Juhu singkah, sayur rotan muda khas Dayak, bukan hanya menggugah selera—tapi juga menjaga harmoni dengan alam.-Fhoto: Istimewa-
“Anak muda harus tahu bahwa makanan seperti juhu singkah adalah bagian dari warisan yang perlu dijaga.”
Juhu singkah juga mulai dilirik sebagai bagian dari wisata kuliner etnik.
Beberapa homestay dan penginapan di daerah pedalaman Kalimantan kini menawarkan pengalaman makan makanan tradisional Dayak sebagai daya tarik bagi wisatawan.
Wisatawan asing yang mencari pengalaman autentik justru tertarik dengan rasa unik dan cara penyajian yang sederhana namun penuh makna.
“Banyak turis dari Eropa yang kami bawa ke desa-desa sangat tertarik dengan makanan seperti juhu singkah.
Mereka menyukai rasa alaminya dan menghargai cara kami memasaknya,” ujar Erwin, seorang pemandu wisata di Kabupaten Gunung Mas.
Dengan promosi yang tepat, juhu singkah memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik budaya sekaligus ekonomi bagi masyarakat lokal.
Pemerintah daerah pun mulai melirik kuliner tradisional ini untuk dijadikan bagian dari program pengembangan UMKM dan pariwisata berkelanjutan.
Juhu singkah lebih dari sekadar hidangan – ia adalah cerminan dari filosofi hidup masyarakat Dayak yang mengedepankan keseimbangan, kearifan lokal, dan rasa hormat terhadap alam.
Dalam era globalisasi, melestarikan kuliner seperti juhu singkah adalah langkah penting untuk menjaga jati diri dan kekayaan budaya bangsa.
Dengan dukungan masyarakat, pemerintah, dan generasi muda, juhu singkah bisa tetap hidup dan dikenal dunia.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: