Lestarikan Dulmuluk Melalui Sepekan Workshop Seni Tradisional

Setidaknya, generasi muda jadi tahu dan tidak asing dengan Dulmuluk,” ungkap Randi.

Kegiatan ini disambut hangat oleh peserta, salah satunya Deki, siswa SMP Negeri 8 Palembang.

BACA JUGA:Bunga Melati: Simbol Kesucian dan Cinta Sejati

BACA JUGA:Anggur Adora Aust : Inovasi Baru dalam Dunia Pertanian yang Menjanjikan

“Selama ini kami hanya mendengar nama Dulmuluk sebagai teater khas Sumatera Selatan, tapi belum tahu bentuknya.

Berkat workshop ini, kami jadi lebih mengenal dan paham seperti apa sebenarnya teater Dulmuluk,” tuturnya.

Workshop ini diikuti oleh 140 siswa dan siswi dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP/MTs, hingga SMA/MA/SMK, beserta para guru seni budaya se-Kota Palembang. Rangkaian kegiatan digelar selama empat hari, mulai dari 5 hingga 8 Mei 2025, dengan tema besar pelestarian seni tradisi.

Pada hari pertama, peserta mengikuti workshop Tari Pendet, dilanjutkan dengan Teater Tradisional Dulmuluk di hari kedua.

Hari ketiga diisi dengan pelatihan Tari Penguton, dan ditutup pada hari keempat dengan pertunjukan Tari Tradisional Rodat Palembang.

Menurut Nurdin, kegiatan ini juga bertujuan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada generasi Z tentang nilai dan keindahan seni budaya Indonesia.

“Seni tradisional kita tidak kalah menarik dibandingkan dengan seni dari negara lain. Penting untuk ditanamkan sejak dini kepada anak-anak kita,” tegasnya.

Sepekan Workshop ini terselenggara berkat dukungan program Dana Indonesiana hasil kerja sama LPDP dan Kementerian Kebudayaan, serta sejumlah mitra lainnya seperti Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VI, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pendidikan Kota Palembang, Dewan Kesenian Kota Palembang, dan Dewan Kesenian Sumatera Selatan.*

Sumber: