Kue Lumpur : Cita Rasa Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Kue Lumpur : Cita Rasa Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Dari pasar tradisional hingga meja modern, rasanya tetap tak tergantikan. Siapa yang dulu suka rebutan topping kismisnya?-Fhoto: Istimewa-

Pemerhati kuliner dan penulis buku masak, Siti Mahmudah, mengatakan bahwa penting bagi generasi muda untuk tetap mengenal dan melestarikan makanan tradisional seperti kue lumpur.

“Kue lumpur adalah bagian dari identitas budaya kita. Jangan sampai makanan seperti ini tergeser oleh tren makanan dari luar.

Justru kita harus bangga dan memperkenalkannya ke dunia,” kata Siti.

Beberapa skolah dan komunitas kuliner juga kini mengadakan workshop membuat jajanan pasar untuk anak-anak dan remaja.

Tujuannya agar mereka tidak hanya menikmati, tapi juga memahami proses dan nilai di balik kuliner tradisional.

Di tengah upaya pelestarian warisan budaya, kue lumpur tetap menjadi bukti bahwa kesederhanaan bisa melahirkan kenikmatan yang tak tergantikan.

Baik disajikan di pagi hari sebagai teman minum teh, maupun sebagai camilan sore bersama keluarga, kue lumpur terus mengukir tempat di hati masyarakat.

Dengan semakin banyaknya inovasi dan kesadaran untuk melestarikan kuliner lokal, masa depan kue lumpur tampaknya tetap cerah.

Sebuah kudapan sederhana, namun sarat makna dan rasa, yang akan terus bertahan lintas generasi.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: