Harga Kopi di Kabupaten OKU Kini Hanya Rp40 Ribu Perkg

Harga Kopi di Kabupaten OKU Kini Hanya Rp40 Ribu Perkg

Petani kopi di Kabupaten OKU.-Foto:Eko palpos-

BATURAJA, PALPOS.ID - Harga kopi di Kabupaten OKU kini hanya Rp40 ribu perkg, harga ini turun 50 persen dibandingkan saat harga kopi di musim puncak yang menyentuh angka Rp80 ribu perkg.

 

Yunita (55) , petani kopi asal Kecamatan Semidang Aji Kabupaten Ogan Komering Ulu mengatakan, sudah sejak seminggu terakhir ini harga biji kopi turun jadi Rp 40 ribu/kg.

 

Akibatnya petani kopi menjadi bingung mau melepas kopi atau menyimpan dulu kopinya.

Tapi kalau tidak dijual  petani kopi butuh uang untuk biaya sekolah anak, khususnya keturunan yang jenjang pendidikan di SMA.

BACA JUGA:Sopir Truk Batubara Tewas Tergencet Usai Tabrak Jembatan di Turunan Banjar Sari

BACA JUGA:Bulog Distribusikan Beras SPHP Ke Pedagang di OKU

 

“Biaso nian kalu musim anak sekolah baru masuk ini harga kopi turun padahal kito butuh duit untuk keperluan sekolah anak,” kata Yuni.

 

Disisi lain, banyak petani kopi yang memilih menyimpan kopi terlebih dahulu sampai harga kopi kembali naik, karena biasanya harga kopi akan kembali naik di bulan-bulan Agustus atau September.

 

Bagi petani kopi yang tidak memiliki kebutuhan mendesak, mengaku masih bisa menyimpan kopinya sambil menunggu harga membaik.

 

Di wilayah Semidang Aji memang bukan termasuk daerah primadona tanaman kopi, namun masih cukup banyak yang menanam kopi sebagai tanaman tumpang sari yang dipadukan dengan tanaman lain seperti lada, karet dan  tanaman lainnya.

BACA JUGA:Desa Karang Dapo Akan Adakan Festival Bujangan Kadabe II

BACA JUGA:Kajari OKU Pindah Tugas Ke NTT

 

Musim panen di wilayah dataran rendah seperti ini juga tidak sejalan dengan musim kopi yang berada di dataran tinggi.

 

Menurut petani kopi, hasil kopi yang dipanen tahun ini sudah dikeringkan menjadi bagah yang siap digiling dan disimpan digudang.

 

Apabila harganya bagus, maka gabah-gabah kopi yang sudah kering ini langsung akan digiling dan siap dijual. “Tahun ini dikit hanya ada 5 kwintal, maklumlah perawatannya tidak maksimal,” kata Yuni.

 

Menurut petani asal Semidang Aji ini, kebun kopinya memang tidak dipupuk dan dirawat dengan maksimal, sebab diirnya juga tidak menduga harga kopi akan melabung melebihi harga terbaik di tahun 1998 yakni dikisaran Rp 25 ribu/kg.

BACA JUGA:Pelanggar Didominasi Pengendara Tanpa SIM dan STNK Mati

BACA JUGA:Tiga Remaja di OKU Digerebek Saat Pesta Narkoba di Hotel

 

Selama ini paling Rp 18.000/kg menunggunya satu tahun, akibatnya petani kopi hanya berkebun untuk kebutuhan rumah tangga saja.

 

Namun setelah harga kopi melambung sempat menyentuh angka Rp 80 ribu/kg.

Banyak pemilik kebun kopi mulai melirik komoditas kopi yang sangat menjanjikan, kebun-kebun kopi yang selama ini terlantar kini sudah mulai dirawat. (len)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: