Walikota Prabumulih Geram, RS Swasta Tunda Operasi Anaknya yang Alami Luka Kepala

Walikota Prabumulih Geram, RS Swasta Tunda Operasi Anaknya yang Alami Luka Kepala

Walikota Prabumulih, H Arlan-Foto:dokumen palpos-

PRABUMULIH, PALPOS.ID - Sebuah peristiwa yang mencengangkan sekaligus menyedihkan terjadi di Kota Prabumulih pada Kamis malam, 24 Juli 2025.

Walikota Prabumulih, H Arlan, dikabarkan tidak mampu menyembunyikan rasa kecewa dan kemarahannya setelah mendapati anaknya yang mengalami luka di kepala tidak segera mendapatkan penanganan operasi di sebuah rumah sakit swasta ternama di kota ini.

Peristiwa ini bukan hanya menjadi bahan perbincangan publik, tetapi juga membuka tabir tentang buruknya sistem pelayanan kesehatan di beberapa rumah sakit swasta, terutama dalam kondisi darurat.

Informasi yang berhasil dihimpun menyebutkan bahwa insiden bermula ketika anak Walikota Prabumulih mengalami luka di bagian kepala, yang membuat keluarga segera membawanya ke salah satu rumah sakit swasta di Jalan Angkatan 45, Kelurahan Gunung Ibul Barat, Kecamatan Prabumulih Timur.

BACA JUGA:Meriahkan HUT ke-80 RI, Pemkot Prabumulih Gelar Lomba Gerak Jalan

BACA JUGA:Dukung GSMP, Samsat Prabumulih Ubah Lahan Kosong Jadi Kebun Sayur Produktif dan Bagikan Bibit Sayuran

Rumah sakit yang dimaksud diketahui adalah RS AR Bunda Prabumulih.

Karena kondisinya mendesak, pada saat itu, baik Walikota maupun istrinya, datang tanpa pengawalan ajudan ataupun rombongan pejabat, sebagaimana umumnya protokoler kepala daerah.

Namun, harapan untuk segera mendapatkan tindakan terbaik tidak didapat orang nomor satu di Kota Prabumulih ini.

Walikota mendapati bahwa dokter bedah rumah sakit tersebut menyarankan agar tindakan operasi terhadap anaknya dilakukan keesokan hari, bukan malam itu juga, dengan alasan pemberian bius yang lebih maksimal bila dilakukan pada pagi harinya.

BACA JUGA:Terbongkar! Ungkap Penipuan Proyek Sepeda Listrik Fiktif Polres Prabumulih Tangkap Pasutri

BACA JUGA:Tidak Masuk Daerah Rawan, Prabumulih Terbitkan SK Siaga Karhutlah dan Kekeringan

Respons keras dan ekspresi kecewa pun tidak bisa dibendung oleh Cak Arlan.

Dalam suasana genting dan penuh kecemasan, tentu saja ia menginginkan anaknya segera mendapat tindakan medis terbaik, apalagi luka yang diderita berada di bagian kepala, yang sangat riskan bila dibiarkan terlalu lama.

Tak ingin mengambil risiko, Cak Arlan langsung memutuskan untuk memindahkan anaknya ke RS Pertamedika (RS Pertamina) Prabumulih.

Di rumah sakit milik Pertamina ini, pelayanan medis yang diberikan dinilai jauh lebih cepat dan profesional.

BACA JUGA:Waspada! Kamera ETLE di Prabumulih Sudah Aktif, Bukti Pelanggaran Segera Dikirim ke Rumah

BACA JUGA:Kapolres Prabumulih Gelar Dialog Bersama Jurnalis, Perkuat Sinergitas dan Apresiasi Peran Media

Anak laki-lakinya yang berinisial M, langsung ditangani oleh tim medis dan menjalani operasi malam itu juga.

“Au deng nian (iya dek, benar),” ujar Cak Arlan saat dikonfirmasi wartawan mengenai kebenaran informasi tersebut, membenarkan kejadian yang dialaminya secara langsung.

Menurut sumber yang dapat dipercaya, anak dari Walikota Prabumulih berhasil menjalani operasi dengan baik.

Tim medis bergerak cepat melakukan tindakan sesuai prosedur, termasuk pembersihan luka, observasi, hingga operasi jahit kepala.

Operasi berjalan lancar dan menghasilkan total 12 jahitan di bagian kepala. Meski begitu, penanganan yang sigap dari pihak RS Pertamina mendapat apresiasi tinggi dari Walikota dan keluarga.

Peristiwa yang menimpa keluarga orang nomor satu di Kota Prabumulih ini langsung mendapat perhatian dari Dinas Kesehatan Kota Prabumulih.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Djoko Listyano, langsung bergerak cepat untuk melakukan pengecekan dan klarifikasi ke rumah sakit yang bersangkutan.

Djoko mengungkapkan bahwa kejadian tersebut sebenarnya bukan penolakan tindakan, namun lebih tepat disebut sebagai penghambatan pelayanan, yang seharusnya tidak terjadi dalam situasi gawat darurat.

“Itulah yang terjadi, tapi sebetulnya bukan ditolak tapi penghambatan pelayanan,” tegas Djoko kepada wartawan.

“Seharusnya bisa cepat ditangani, kenapa harus menunggu besok pagi? Ini sedang kita dalami dan kami telah memanggil pihak rumah sakit untuk klarifikasi,” imbuhnya.

Sementara itu, upaya wartawan untuk mendapatkan klarifikasi langsung dari pihak RS AR Bunda Prabumulih belum membuahkan hasil.

Martini, yang menjabat sebagai Humas RS AR Bunda, beberapa kali tidak mengangkat panggilan telepon dari media.

Pesan singkat melalui WhatsApp juga tidak mendapatkan balasan hingga berita ini ditulis. (abu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: