Cireng Banyur Kuah Pedas, Camilan Tradisional yang Membakar Lidah dan Menggoda Selera

Cireng Banyur Kuah Pedas, Camilan Tradisional yang Membakar Lidah dan Menggoda Selera

Kenikmatan cireng yang kenyal berpadu dengan kuah pedas menggoda.-Fhoto: Istimewa-

PALPOS.ID - Dalam dunia kuliner tradisional Indonesia, camilan selalu punya tempat istimewa di hati masyarakat.

Salah satu yang kini sedang naik daun dan menjadi favorit baru adalah Cireng Banyur Kuah Pedas.

Menggabungkan cita rasa gurih dan pedas yang menggigit, camilan asal Bandung ini sukses mencuri perhatian para pecinta makanan khas nusantara.

 

 

Cireng, singkatan dari aci digoreng, adalah camilan khas Sunda yang terbuat dari tepung tapioka yang digoreng hingga renyah di luar namun tetap kenyal di dalam.

BACA JUGA:Ayam Kecap Praktis Ala Rumahan, Rahasia Gurih dari Margarin

BACA JUGA:Kue Putu : Warisan Kuliner Tradisional yang Menggoda Selera

Berbeda dengan cireng biasa yang biasanya dinikmati dengan sambal atau saus kacang, Cireng Banyur menghadirkan sensasi berbeda: cireng disajikan dalam kuah pedas yang kaya rempah.

 

Banyursendiri dalam bahasa Sunda berarti “banyur” atau “tercelup,” menggambarkan cireng yang dicelup dalam kuah pedas sebelum disantap.

Kuah pedas ini biasanya terbuat dari cabai rawit, bawang putih, dan bumbu rahasia yang membuatnya terasa pedas segar sekaligus sedikit manis dan asam.

 

 

Cireng Banyur kuah pedas mulai dikenal sekitar lima tahun terakhir, terutama di wilayah Bandung dan sekitarnya.

BACA JUGA:Amparan Tatak Pisang: Kuliner Tradisional Banjar yang Kian Diminati Generasi Muda

BACA JUGA:Pekan Raya Jajanan Asia 2025: “Kuliner Hits Tanpa Paspor” di Palembang

Namun baru-baru ini, karena popularitasnya yang terus meningkat, camilan ini mulai menyebar ke kota-kota lain di Indonesia, bahkan menembus pasar kuliner modern melalui berbagai gerai dan warung.

 

Menurut Rahmat, seorang penjual cireng Banyur di kawasan Lembang, Bandung, “Awalnya cuma ide iseng buat nyoba sajikan cireng dengan kuah pedas. Tapi ternyata banyak yang suka, dari anak muda sampai orang tua.”

 

Fenomena ini tak lepas dari tren makanan pedas yang sedang digemari masyarakat Indonesia, terutama generasi milenial dan Gen Z yang suka tantangan rasa dan eksplorasi kuliner unik.

 

 

Keunikan Cireng Banyur ada pada kuah pedasnya yang kental dan beraroma kuat.

BACA JUGA:Kue Maksuba : Warisan Kuliner Palembang yang Sarat Sejarah dan Cita Rasa

BACA JUGA:Klepon, Si Hijau Kenyal dari Nusantara yang Tetap Digemari di Era Modern

Kuah ini biasanya dibuat dengan bahan-bahan segar seperti cabai merah, cabai rawit, bawang merah, bawang putih, tomat, dan rempah lainnya. Ada pula tambahan daun jeruk dan serai yang memberi aroma harum khas.

 

Proses pembuatannya cukup sederhana namun membutuhkan teknik agar kuah tidak terlalu encer atau terlalu pekat. Setelah cireng digoreng garing, ia langsung dimasukkan ke dalam kuah pedas dan disajikan hangat.

Kadang, ditambahkan juga irisan daun bawang dan sejumput gula merah untuk menyeimbangkan rasa.

 

Menurut Indah, seorang ibu rumah tangga yang gemar membuat cireng banyur, “Kuncinya ada di kuahnya. Kalau kuah pas, cireng jadi makin enak dan nagih.”

 

 

Selain cireng tradisional, beberapa penjual kini menawarkan varian cireng banyur dengan isi seperti daging cincang, keju, atau ayam suwir.

Hal ini menambah nilai gizi dan cita rasa camilan tersebut. Ada juga yang menambahkan topping sambal extra pedas atau menggunakan kuah dengan campuran santan untuk sensasi gurih yang lebih kaya.

 

Cireng Banyur biasanya dinikmati sebagai camilan sore hari atau makanan ringan di kala hujan. Hidangan ini juga sering jadi favorit saat acara kumpul keluarga atau nongkrong bersama teman.

 

 

Popularitas Cireng Banyur kuah pedas juga berdampak positif bagi para pelaku usaha mikro di Bandung dan sekitarnya.

Banyak warung kecil yang mulai menjadikan cireng banyur sebagai produk utama, bahkan ada yang merambah ke penjualan online dan katering.

 

Dewi, seorang pengusaha muda yang membuka gerai cireng banyur, mengaku omzetnya meningkat signifikan sejak membuka bisnis ini.

“Dari yang awalnya hanya mencoba-coba, sekarang pelanggan terus bertambah, bahkan ada pesanan dari luar kota,” ujarnya.

 

Peluang bisnis camilan tradisional dengan inovasi ini dinilai cukup menjanjikan, terutama jika dikombinasikan dengan strategi pemasaran digital dan kemasan menarik.

 

 

Meski sedang naik daun, Cireng Banyur juga menghadapi tantangan, terutama dalam menjaga cita rasa otentik sambil tetap memenuhi standar kebersihan dan kualitas.

Beberapa penjual kecil kesulitan mendapatkan bahan baku segar dan menghadapi persaingan ketat dengan makanan cepat saji modern.

 

Namun, dengan dukungan komunitas kuliner dan pemerintah daerah, pelestarian kuliner tradisional seperti cireng banyur bisa terus dijaga dan dikembangkan.

Festival makanan dan pelatihan usaha bagi UMKM turut menjadi upaya penting untuk mempopulerkan makanan khas ini.

 

 

Cireng Banyur Kuah Pedas bukan sekadar camilan biasa. Ia adalah representasi kreativitas kuliner lokal yang menggabungkan tekstur kenyal cireng dengan sensasi kuah pedas menggoda lidah.

Keberhasilannya mencuri hati masyarakat tidak hanya karena rasanya yang unik, tetapi juga karena mampu membuka peluang bisnis baru yang memberdayakan masyarakat setempat.

 

Bagi Anda pecinta kuliner pedas, cireng banyur wajib dicoba. Rasakan sensasi gurih, pedas, dan kenyal dalam satu suapan yang akan membuat Anda ketagihan.

Tidak hanya memanjakan lidah, camilan ini juga menjadi bukti betapa kaya dan beragamnya warisan kuliner Indonesia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: